Mohon tunggu...
Okta faniathirteen
Okta faniathirteen Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

membuat penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Biografi Pak Saifullah, SE., M.Ec., Ph.D.

22 November 2022   11:50 Diperbarui: 22 November 2022   11:55 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BIOGRAFI PA SYAIFULLAH, SE., M.Ec., Ph.D.

DIRECTOR OF MANAGEMENT FOR INDUSTRY
DEPUTY FOF INDUSTRY AND INVESTEMENT

Info Dasar

Alamat: Swadaya VII No. 7, Duren sawit, Jakarta Timur
Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 7 Oktober 1971

Pendidikan

UNIVERSITAS AUSTRALIA BARAT
PhD dibidang ekonomi keuangan ( 2008-2012)
Disponsori oleh ALA Australian Leadership Awards Scholarship

UNIVERSITAS AUSTRALIA BARAT
Megister ekonomi pada tahun 2001_ 2003
Disponsori oleh ADS Australian Development Scholarships

UNIVERSITAS OF SYIAH KUALA, ACEH, INDONESIA
Sarjana ekonomi
Disponsori oleh Pemerintahan Beasiswa Supersemar Republik Indonesia

PENGALAMAN KERJA

KEMENTRIAN PARAWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA/ DINAS PARAWISATA DAN EKONOMI KREATIF INDONESIA
Direktur manajemen industri

September 2022- Sekarang
Direktur Aplikasi Digital, Game, TV, dan Radio
Juni 2021-2022
Direktur Industri kreatif Film, Tvdan animasi
Februari 2020-2021
Direktur Akses keungan Non-perbabkan
Oktober 2019- Februari 2022


BADAN EKONOMI KREATIF INDONESIA


Direktur Akses pembiayaan Non-Perban

Januari 2018- Desember

BADAN KEBIJAKAN FISKA, KEMENTRIAN KEUNGAN
Deputi direktur analisis ekonomi Internasional dan investor
Hubungan, Pusat kebijakan ekonomi makro

Oktober 2017- Januari 2018
Deputi direktur Pusat Pengawasan Sistem Keuangan  Bidang Keuangan
Kebijakan Sektor
April 2015- Desember 2017
Deputi direktur Peruhan Iklim bahan iklim II, Pusat Perubahan Iklim
Kebijakan Pembiayaan dan Multilateral
Agustus 2012- April 2015

PELATIHAN TERKAIT

Latihan EWS, Pelatihan STE-IMF, Singapura
Sep-Okt 2019
Pelatihan Regional ADB tentang Pemantauan Ekonomi dan Keuangan, manila

Feb-Mart 2005

Upaya dalam menggerakkan ekonomi kreatif akan terus dilakukan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif (kemenparekraf) dengan berbagai cara. Kemenparekraf sudah berkolaborasi dengan lembaga manajemen aset negara(LMAN)- special mission vehicle (SMV) kementerian keuangan-mendirikan rumah tutur ini untuk komunitas pelaku ekonomi kreatif di Indonesia.
Rumah tutur tersebut dimanfaatkan dengan aset negara berupa gedung lama di jalan panglima Polim raya nomor 20, Jakarta Selatan. Sejak dari 1 Desember 2021, nama tutur ini secara resmi dikelola oleh pemerintah melalui kemenparekraf dengan jangka waktu yang pemanfaatannya 5 tahun. Roma tutur juga diharapkan akan menjadi lokomotif bergerak ekonomi kreatif sekaligus pusat ekosistem industri kreatif.
Ke depannya rumah tutur ini akan difungsikan sebagai pusat workshop, inkubasi, dan edukasi masyarakat untuk pengembangan industri yang kreatif. Direktur aplikasi, permainan, TV dan radio Kemenparekraf Bapak Syaifullah Agam ini menyatakan keberadaan rumah tutur akan mendigitalisasi cerita rakyat, pasar tutur (UMKM marketplace) dan ekosistem yang kreatif lainnya dan ekosistem yang kreatif lainnya.

Lalu Bapak Syaifullah Agam ini menyatakan
" Gedungnya ( rumah tutur) dikasih kementerian keuangan. Lalu kita bikin pilot project dengan membangun creative space atau  creative hall yang bisa menjadikan tempat pengembangan kreativitas secara mandiri" kata bapak Saifullah Agam ketika diwawancara oleh Gatra.com di kawasan Senayan, Jakarta pada hari Selasa 23 Agustus.

Keberadaan rumah tutur ini diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan aset negara untuk mendukung pemberdayaan ekonomi yang kreatif secara jangka panjang. "Jadi kita mau bikin skema ini supaya ada creative space yang mendorong ekosistem ekonomi kreatif tumbuh". Tetapi pengelolaannya bisa berjalan secara mandiri.

Salah satu targetnya yang dibidik dari keberadaan rumah tutur yakni kebudayaan ekosistem story nomics yang akhirnya akan mendorong penciptaan hak keyakinan intelektual dan inkubasi kreatif dalam mengembangkan produk unggulan. Penanaman rumah tutur ini juga didasarkan pada fondasi kuat bangsa Indonesia yang lekat dengan budaya lisan.

 " Lalu kenapa sih namanya rumah tutur? Karena tutur itu kan artinya cerita, di Indonesia itu kuat banget seni tutur. Dan wayang itu seni bertutur, gurindam, pantun dan hampir semua seni bercerita. Tetapi itu sudah hampir hilang, siapa sih sekarang yang masih suka wayang, paling orang-orang lama" Bapa Syaifullah menjelaskan.

Sebab itu, pihaknya berinisiasi membangun komunitas yang membudayakan seni bertutur. "Seni bertutur kita itu sudah banyak, masing-masing daerah juga punya. Cari situ kita angkat dalam program The house of story telling atau rumah bercerita. Jadi, disini kita mau angkat cerita-cerita yang kuat dari daerah atau bisaurban legend yang membantu menjaga karakter bangsa, ucapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun