BANDA ACEH | Drs. Sabri TS, MM selaku Kabid Pendidikan Dasar mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh membuka secara resmi kegiatan Penguatan siswa sekolah dasar dan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) Pada Eliminasi DBD di Kota Banda Aceh yang digelar di SD Negeri 17 Banda Aceh (12/09/2018).
Dalam sambutannya di hadapan para undangan dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Camat, Keuchik, Kepala Sekolah SD, Guru dan Puskesmas Lampaseh ia mengharapkan kegiatan ini dapat dilaksanakan sebaik mungkin sebagai salah satu bentuk pembelajaran tematik di lapangan mengenai nyamuk DBD dan penularannya bagi siswa SD.
Kegiatan ini merupakan implementasi Riset Strategis Nasional Konsorisum yang didanai oleh Kemenristek dan Dikti yang diketuai oleh Dr. Dra. Dewi Susanna, MKes selaku peneliti dari Universitas Indonesia. Kegiatan ini melibatkan peneliti dari empat Perguruan Tinggi di Indonesia di antaranya Prof. dr. Umar Fahmi Achmadi, MPH. Ph.D, dan Dr. Tris Eryando, drs, MA. Periset dari Universitas YARSI adalah Dr. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes. Periset dari Poltekkes Kemenkes Aceh adalah Dr. Hermansyah, SKM MPH dan Ritawati, AK, MPH, sedangkan periset dari Stikes MRH adalah Daniah, SKM, M.Kes.
Namun pada saat awal bulan Maret tahun 2016 diperoleh informasi bahwa telah muncul 5 kasus baru DBD di Kecamatan Kutaraja yang tersebar di 3 desa, yaitu Gampong Pande, Gampong Jawa, Gampong Peulanggahan. Dan pada tahun 2017, total kasus DBD di Kutaraja menurut laporan Dinkes Banda Aceh adalah 11 kasus.
Menurut Koordinator Lapangan Dr. Hermansyah, SKM, MPH, kegiatan ini dilakukan selama 3 hari dari tgl 12-14 September 2018 dengan sasaran siswa SD yang menjadi peserta training adalah SDN 17 Peulanggahan, SDN 6 Keudah, dan SDN 70 Gampong  Jawa.
Demikian juga kader jumantik yang mengikuti pelatihan kader pendamping siswa SD adalah kader jumantik yang berasal dari tiga Gampong tsb. Masing-masing sekolah mengirim 30 siswa SD yang berasal dari kelas 4 dan 5. Narasumber pelatihan selain dari tim periset juga dari tim Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh  yaitu drg. Supriyadi, M.Kes dan Darmansyah, S.Pd.
Dengan menggerakkan anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN sehingga dapat menjadi trigger bagi keluarganya untuk dapat menerapkan perilaku PSN.
Selain itu dengan pendampingan kader Jumantik, akan ada verifikasi ketika siswa SD melakukan pemantauan jentik. Selain itu, siswa juga dibekali materi agar bisa membedakan jentik aedes dan non aedes. Dengan desain kegiatan seperti itu diharapkan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang menjadi output program pengendalian DBD adalah ABJ yang berkualitas. (Her)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H