Mohon tunggu...
Feditat Acistamaya
Feditat Acistamaya Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Percayalah kepada Allah, maka Allah akan mempercayaimu dan meneguhkan langkah-langkahmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Belajar Melalui Eksperimen

4 April 2018   13:35 Diperbarui: 4 April 2018   13:39 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, moral, spiritual, motorik, emosional, dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. 

Rentang usia anak usia dini yaitu 0-6 tahun dan sering disebut dengan masa keemasan (the golden age). Pada masa tersebut sangat menentukan untuk masa-masa selanjutnya. Keberhasilan akan pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini juga akan berpengaruh pada keberhasilan masa-masa setelahnya. Untuk itu, pendidikan anak usia dini memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Pencapaian perkembangan yang optimal pada diri anak memerlukan berbagai upaya supaya anak dapat melakukan sendiri atau bereksplorasi terhadap dunia sekitarnya melalui panca inderanya sehingga mendapatkan pengetahuan yang dapat dipergunakan anak dalam menyesuaikan diri demi keberlangsungan hidupnya. 

Oleh karena itu metode eksperimen diharapkan mengoptimalkan sensori anak. Selain itu konsep mempelajari dasar sains pada anak dengan memberikan pembelajaran dengan benda-benda konkret atau nyata agar anak tidak menerawang atau bingung. Maksudnya adalah anak dirangsang untuk berpikir dengan metode pembelajaran yang menggunakan benda-benda nyata sebagai contoh materi pembelajaran. Tercipnya pengalaman melalui benda nyata diharapkan anak lebih mengerti maksud dan materi-materi yang diajarkan oleh guru.

Metode eksperimen yang diterapkan melalui bermain sebagai cara belajar anak merupakan upaya mencukupi kebutuhan anak. Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak secara aktif terlibat dengan lingkungannya, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya, serta memenuhi tugas-tugas perkembangan kognitif lainnya. 

Selama bermain, anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan kerangka kerja untuk anak untuk mengembangkan pemahaman tentang mereka sendiri, orang lain dan lingkungan. bermain adalah awalan dari semua fungsi kognitif selanjutnya, karenanya bermain sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak (Yuliani, Nurani dan Sujiono 2009).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun