Akhir-akhir ini banyak beredar dimedia massa tentang persoalan-persoalan pendidikan di negri kita ini. Baik persoalan Ujian Nasional, siswa-siswa yang berprestasi, bahkan persoalan yang sangat mencoreng dalam dunia pendidikan seperti kekerasan yang dilakukan beberapa oknum pendidik, pemberontakan siswa terhadap guru.
Salah satu kasus hilangnya etika anak didik, seperti yang dilansir dalam berbagai media massa ada siswa SMA di Sampang yang memukul ke pelipis sang guru hanya karena teguran yang akhirnya merenggut nyawa sang guru.
Seharusnya, guru sebagai pendidik mencontohkan sikap yang baik, agar patut digugu dan ditiru. Menegur, menasihati, dan mengawasi kedisiplinan siswa di sekolah memang sudah tugasnya seorang guru. Sebaliknya guru juga dianggap salah apabila tidak menegur siswa yang terbukti melanggar aturan atau melakukan kesalahan. Namun seandainya jika ada siswa melakukan kesalahan, alangkah baiknya dinasihati, dan dihukum sewajarnya saja. Apalagi hanya masalah "sepele", cuma gara-gara terlambat datang, siswa jadi lebam.
Nah dari berbagai persoalan-persoalan yang menyorot pendidikan di Negri kita ini, alangkah  pentingnya pendidik menanamkan etika pada anak didiknya.
Etika mengajar sangat jarang dibicarakan dalam dunia pendidikan, sementara pekerjaan mengajar berkaitan dengan etika bahkan etika merupakan isi pengajaran. Etika adalah salah satu cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi strud mengenai standart dan penilaian moral. Menurut Solomon (1984:2) etika sangat perlu dipelajari oleh kalangan tertentu (termasuk pendidik) karena etika menunjuk pada dua hal, yaitu
- Disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai dan pembenarannya
- Pokok permasalahan disiplin ilmu itu sendiri yaitu nilai-nilai hidup yang sesungguhnya dan hukum-hukum tingkah laku.
Kedua hal tersebut terpacu dalam kenyataan bahwa manusia bertingkah laku sesuai dengan hukum-hukum, adat, dan harapan-harapan yang kompleks dan terus berubah. Akibatnya manusia harus merenungkan tingkah laku dan sikap, membenarkan dan kadang memperbaiki.
Maka diharapkan peran pendidik AUD, dalam situasi apapun keberadaannya tetaplah sebagai pembimbing, pembina perilaku dan sekalipun model berperilaku manusia beretika, karena ini adalah bagian dari tanggung jawab sebagai pendidik
Pendidik yang sukses tidak hanya secara materi namun juga kaya dalam nilai-nilai moral dan spiritualnya.
Pendidik yang cerdas mampu memberdayakan segala kualitas positif dalam dirinya berhak untuk mengukirkan nasibnya sesuai dengan yang diimpikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H