Mohon tunggu...
Feditat Acistamaya
Feditat Acistamaya Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Percayalah kepada Allah, maka Allah akan mempercayaimu dan meneguhkan langkah-langkahmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Tua yang Baik, Tak Membentak Anak

12 September 2017   16:51 Diperbarui: 12 September 2017   17:52 5100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).

Keluarga merupakan dunia pertama bagi seorang anak. Sebagai orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan anak. Orangtua bertanggung jawab terhadap pemenuhan segala kebutuhan anak. Selain itu orangtua berperan sebagai guru pertama dan berperan sangat penting dalam pembentukan sikap, kepercayaan, nilai dan tingkah laku anak.

Banyak kita temui kejadian dalam keluarga antara anak dan orangtua, baik yang buruk maupun menyenangkan.

Banyak sekali artikel-artikel yang menuliskan tentang statement "jangan bentak aku ibu"

Orang tua berbicara kepada anak dengan bentakan, semooh, berbicara kasar, nada tinggi. Apakah wajar?? Sama sekali tidak wajar.

Peran orang tua memang sangat banyak, pikirannya terbagi-bagi antara pekerjaan, mengatur keuangan, rumah, sosial, dan tentunya mendik anak yang menguras banyak tenaga.

Ya, tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi orang gagal. Semua orang tua menginginkan anaknya sukses. Mendidik anak tidak harus dengan keras. Marah atau emosi memang manusiawi tapi tidak berarti boleh diluapkan seenaknya terutama pada anak. Orangtua memarahi anaknya pasti tujuannya baik sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab selaku orangtua. Tapi jika memarahi dengan nada yang tinggi bahkan sampai membentak, itu lain ceritanya.

Pikirkan jika setiap hari bahkan dari bangun tidur pagi, anak dibentak, dimarahi, di cemooh. Apa jadinya sang anak ini? Anak tidak merani berbicara tapi sejujurnya hatinya membara.

Tahukan anda para orang tua, dampak buruk yang terjadi pada anak jika sering dibentak.

1. Memusnahkan sel otak anak

Karena bentakan atau perkataan yang kasar dapat membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga.

2. Jantung anak bisa kelelahan

Apabila orang tua "hobi" membentak anak dengan nada tinggi, jika anak terus-terusan terpapar dengan suara bernada kasar dan tinggi mengakibatkan organ jantung sang anak akan sering berdetak dengan sangat cepat (abnormal), yang menyebabkan jantung menjadi mudah kelelahan.

3. Anak tumbuh menjadi pribadi yang emosional

Ketika sering dibentak, anak akan meniru hal yang "diterimanya" itu dalam kehidupan sehari-harinya. Dimana Anak akan tumbuh menjadi sosok yang mudah marah, sulit mengendalikan diri, emosional, dan suka teriak-teriak.

4. Tingkat kepercayaan anak pada orangtua menurun

Dimana orang tua kerap dijadikan panutan bagi sang anak pada umumnya, sehingga kebiasaan orang tua akan ditiru sangat anak, termasuk kebiasaan berbicara dengan nada yang kasar dan tinggi.

5. Anak kehilangan inisiatif karena takut salah

Anak yang sering dibentak dan dimarahi, apalagi dimarahi secara membabi buta, maka bisa beresiko menjadi diri anak kesulitan dalam melakukan suatu inisiatif.

6. Membangkang dan Menentang

Terkadang anak akan diam saja ketika dimarahi atau dibentak karena tidak memiliki keberanian untuk melawan. Namun disaat mereka tumbuh dewasa apalagi dipengaruhi oleh lingkungan mereka bergaul, jangan kaget jika mereka memiliki perilaku membangkang dan melawan orangtua.

7. Apatis dan Tidak Peduli Terhadap Orang Lain

Anak akan berpikir kenapa dia harus peduli terhadap orang lain sedangkan dulu orang tuanya juga tidak mempedulikan perasaannya.

Lihatlah apa yang sudah dicapai anakmu. Jangan hanya melihat apa yang belum dicapai sang anak, kekurangannya. Jangan bandingkan anak kita dengan ank yang lainnya, setiap anak mempunyai keistimewaan tersendiri. Anak bukan bawahan orang tuanya. Anak bukan produk dari pabrik orang tuanya. Anak adalah hadiah dari Sang Maha Pencipta yang harus dibei kasih sayang, dididik sebaik mungkin, dijadikan teman. Anak tidak menginginkan kesempurnaan dari orang tuanya. Anak hanya mengingikan kebahagiaan, kasih sayang, perhatian dan teman untuk bisa diajak ngobrol, bercanda di dalam rumah. Jangan sampai anak mencari kebahagiaan dengan orang yang tidak tepat.

Satu kata jadilah teman untuk anak-anak kalian! (Sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun