Jika kita berbicara tentang emosi, maka setiap orang pasti pernah merasakan, berarti hidup manusia sangat kaya akan emosional. Emosi bisa tanpak maupun tidak. Seperti halnya dengan anak, ekspresi emosi akan dikenali pada setiap waktu usia mulai bayi hingga dewasa.
Emosi adalah perasaan intens yang ditunjukkan kepada seseorang (KBBI). Emosi adalah perasaan atau afek, yang terjadi ketika seseorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi yang penting baginya. Emosi ditandai oleh perilaku yang mencerminkan (mengekspresikan) rasa senang atau tidak senang dari seseorang yang sedang berada dalam suatu kondisi atau transaksi. (Hurlock). Perkembangan emosi berkaitan dengan cara anak memahami, mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Emosi anak perlu dipahami para guru agar dapat mengarahkan emosi negative menjadi emosi positif sesuai dengan harapan sosial.
Erikson menyatakan bahwa individu, termasuk anak, tidak hanya mengembangkan kepribadian yang unik tetapi juga memperoleh ketrampilan dan sikap yang dapat membantunya menjadi aktif dan bermanfaat sebagai bagian dari masyarakat. Erikson juga memberikan penjelasan tentang adanya perkembangan yang bersifat alamiah dan pengaruh budaya.
Dalam “The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahlan masalah. Emosi sangatlah berguna karena “memotivasi” orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar dapat bertahan hidup, mencari teman, mencari perlindungan, menjaga diri termasuk berpengaruh terhadap tingkah laku manusia (Wikipedia).
Lalu apa saja macam-macam emosi?
- Gembira
- Rakut
- Marah
- Sedih
Dari keempat macam emosi, dapat berkembang menjadfi emosi positif maupun emosi negative.
Sedangakan bagaimana proses terjadinya emosi?
Lewis and Rosenblum (Stewart, at al. 1985) mengemukakan proses terjadinya emosi melalui lima tahap, yaitu :
- Elicitors (dorongan berupa situasi atau peristiwa)
- Receptors (aktivitas dipusat system syaraf)
- State (perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi)
- Expression (perubahan pada wajah, tubuh, tindakan)
- Experience (persepsi dan interpretasi individu pada kondisi emosionalnya).
Menurut CRI ( Children Resources International, 2000: 29 ), ketrampilan sosial dan emosional anak usia 3-4 tahun yaitu sebagai berikut :
- Memilih teman bermain
- Memulai interaksi sosial dengan anak lain
- Berbagi mainan atau makanan
- Meminta izin untuk memakai benda orang lain
- Mengekspresikan sejumlah emosi melalui tindakan, kata-kata ekspresi wajah.
Keterampilan social dan emosional anak usia 3 tahun :
- Menunggu atau menunda keinginan selama lima menit
- Menikmati kedekatan sementara dengan salah satu teman
Keterampilan social dan emosional anak usia 4 tahun :
- Menunjukkan kebanggaan terhadap keberhasilanya
- Dapat membuat sesuatu karena imajinasi dominan
- Memecahkan masalah dengan teman sekelas melalui proses penggantian, persuasi, dan negoisasi.