[caption id="attachment_155921" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustasi Stasiun Kereta Modern"][/caption]
Pada hari itu, saya memiliki jadwal interview kerja pada sebuah institusi di jakarta. Saya harus berada di lokasi interview, 20 menit sebelum acara dimulai. Kebutulan saya tinggal di daerah Bekasi. Kemudian, saya memutuskan untuk menggunakan transportasi yang cepat, sehingga saya memilih menggunakan KRL dari Stasiun Bekasi ke Stasiun Gambir. Ketika saya berjalan memasuki gerbang masuk Stasiun Bekasi, tampak suasana parkiran mobil dan motor yang tertata rapi serta dikelilingi dengan taman yang terdekorasi dengan indah.
[caption id="attachment_155925" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi Lobi Stasiun Kereta Modern Bekasi"]
Kemudian saya menuju ke pintu masuk (lobi) Stasiun Bekasi dan saya langsung disuguhkan dengan pintu masuk (lobi) stasiun yang tertata rapi dan tampak megah. Serta ditambah lagi dengan keramah-tamahan (hospitality) para petugas stasiun yang cantik-cantik, seperti : receptionist di hotel-hotel berbintang. Sebelum masuk ke dalam stasiun, saya terlebih dahulu harus membeli tiket elektronik dan kemudian menempelkannya ke dalam pintu otomatis, agar saya dapat masuk ke dalam stasiun. Hal tersebut sekali lagi, melengkapi kemegahan dan kemoderenan dari Stasiun Bekasi.
Di dalam Stasiun Bekasi juga tampak suasana yang tidak kalah megahnya dengan suasana di luar stasiun. Yakni dekorasi nan megah, modern, indah serta ditambah dengan suhu udara yang sejuk dari AC yang tersedia dan ruang tunggu penumpang yang dilengkapi tempat duduk yang nyaman dan tersusun rapi.Serta fasilitas pendukung bagi para penyandang cacat. Hal tersebut sekali lagi membuat saya dan para penumpang lainnya merasa nyaman dan puas atas pelayanan yang diberikan oleh pihak stasiun kepada para penumpang kereta.
[caption id="attachment_155930" align="alignright" width="300" caption="Ilustasi Stasiun Kereta Modern Bekasi"]
Ketika saya sedang duduk di kursi tunggu, saya melihat seorang turis asing yang melaporkan kehilangan barang miliknya kepada petugas stasiun. Dengan sigap dan cepat, para petugas keamanan stasiun langsung menanggapi dan kemudian mengecek rekaman yang terekam oleh semua CCTV yang bertebaran di luar dan di dalam stasiun. Hal tersebut tentunya menambah rasa aman bagi para pengguna kereta. Kemudian saya berniat ke toilet untuk membasuh muka. Ketika saya masuk, suasana toilet pun tampak serupa dengan kemegahan dan kerapian stasiun. Yakni toilet yang terlihat bersih dan berbau harum, serta tempat membasuh muka yang bagus dan juga fasilitas toilet lainnya, yang menurut saya mirip dengan toilet yang ada di Mall dan Hotel berbintang di Jakarta.
[caption id="attachment_155924" align="alignleft" width="300" caption="Stasiun Kereta Bekasi"]
Tetapi Stasiun Bekasi yang saya gambarkan di atas, hanyalah impian atau angan-angan saya dan mungkin juga impian dari para pengguna transportasi publik lainnya, yang dimana mendambakan fasilitas publik, seperti : stasiun yang baik. Yang terjadi sekarang malah sebaliknya, yakni: areal parkir yang tidak tertata rapi, tukang ojek yang bebas ke luar masuk stasiun, pintu masuk (lobi) stasiun yang semrawut dan bahkan terkesan kumuh, rasa aman yang kurang terjamin, fasilitas pendukung bagi orang cacat yang tampaknya tidak tersedia, petugas yang mahal senyum, toilet yang dapat dikatakan sangat kotor dan kurang terawat, hawa panas di dalam stasiun, pintu elektronik yang sebatas pajangan semata, serta tempat duduk bagi penumpang yang sedikit, sehingga membuat sebagian besar penumpang berdiri menunggu kehadiran kereta. Hal serupa juga dapat kita ditemui di hampir semua stasiun di wilayah Jakarta kecuali Gambir. Maklum, karena stasiun Gambir kan dekat dengan kator Bapak Presiden, yang tentunya harus tampak baik sehingga membuat bapak senang.
[caption id="attachment_155932" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi Toilet Umum Stasiun Modern Bekasi"]
Alangkah berbedanya fasilitas umum untuk masyarakat seperti para pengguna kereta dengan para wakil rakyatnya, yang berdinas di Gedung DPR. Seperti kontroversi terkait perbaikan toilet yang tidak rasional, karena toilet yang ada saat ini yang juga tampak seperti fasilitas di hotel berbintang atau mall itu, dianggap sudah tidak layak lagi bagi para wakil kita di DPR. Serta ditambah lagi dengan pembangunan ruangan rapat Banggar, yang menelan anggaran hingga puluhan Milyaran rupiah. Karena ruang rapat Banggar sebelumnya, dinilai sudah tidak memadai lagi. Padahal ruangan rapat yang terdahulu tersebut, masih sangat memadai serta bisa dikatakan, masih lebih baik dan nyaman daripada ruangan tunggu penumpang di Stasiun Gambir.
Andai saja fasilitas super baik atau berkualitas, yang dinikmati oleh para wakil rakyat di DPR tersebut, juga
dapat dinikmati oleh rakyatnya. Khususnya masyarakat yang menggunakan fasilitas publik, seperti: para penumpang kereta (KRL). Dimana masyarakat, telah membayar pajak dan seharusnya memperoleh timbal balik dari pajak yang telah mereka bayarkan, berupa fasilitas publik yang baik (nyaman, bersih, modern, dan aman) seperti stasiun impian di atas. Sehingga, mungkin tidak akan muncul rasa iri dan protes dari rakyat khususnya para pengguna kereta terhadap wakil rakyatnya di DPR, seperti yang terjadi sekarang ini (14/1).
Di samping itu, jika kondisi stasiun terus dibiarkan seperti sekarang ini (contoh: Stasiun Bekasi). Masyarakat yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas, akan malas dan enggan untuk beralih menggunakan transportasi publik, khususnya KRL. Sehingga berdampak terhadap penggunaan kendaraan pribadi dan kemacetan di Jakarta khususnya, yang akan terus bertambah dan tidak dapat dibayangkan lagi. Apakah mungkin Stasiun Bekasi impin dan fasilitas publik lainnya yang dapat membuat para penggunanya (masyarakat umum) merasa dimanjakan tersebut, akan dapat terwujud. Pastinya mungkin, jika ada kemauan entah dari siapa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H