Semestinya ini perjalanan penuh petualangan. Tapi malah berakhir dengan sekujur kaki dan tangan berdarah-darah, dihempas pecahan ombak Laut Selatan -Â tertusuk tajamnya karang hitam.
-- ---
Kami berlima sudah merancang matang-matang perjalanan ini: Sawarna, Sukabumi. Jaraknya sekitar 280 km dari sukabumi. Untuk menuju kesana kami menyewa mobil, Avanza hitam berikut supirnya. Secara kite2 kaga tau jalurnya cuyy. Tanggalnya uda kita pilih, PAS bertepatan dengan libur kejepit 17 Agustus . Biar bisa ikutan upacara dunk di desa Sawarna.
Tibalah hari H.
Pukul 8 kami meninggalkan Jakarta. Rute yang diambil adalah lewat Serang, Malimping terus hingga desa Sawarna. Beuhhh, keputusan yang S.A.L.A.H. Ternyata jalan menuju dan sekitar Malimping jueleekkkk habis (ngga tau deh sekarang, kali uda bener). Bumpy, dusty! Untung jumlah peserta trip ini cuma 5 dengan komposisi: 1 didepan seblah pa supir, dua ditengah, dua dibelakang.
And guess wat? i sit most behind. Serasa naek trampolin...duk! bles! duk! duk! duk! duk! (3 terakhir itu menandakan kepala gw yang terantuk tiga kali dieternit mobil). Ouch!!
6 jam pertama, kami masih berpengharapan. Tujuh jam..............
Jam ke-7 mulai berpandang-pandangan.
Jam ke- 8 mulai resah......
Jam ke-9 kami mulai fatamorgana.....hahahahaha....genteng orang pun dibilang laut. Pokoknya asal ada warna 'kebiru-biruan' langsung dilusi....termasuk jemuran handuk biru orang dikira pantai.....
Lewat Maghrib, stelah melewati (tepatnya melintasi) hutan hutan yang membuat kami was was setengah mampus (takut disergap orang brosis) tibalah kami diperhentian desa Bayah. Mang Ade, kepala kampung sekaligus yang punya penginapan tempat kami menginap sudah menunggu.
Encokkkkkkkk gileeeeee......
Begitu turun dari mobil kami langsung melakukan serangkaian goyang patah-patah. Bukan karena mo ikutan dangdutan 17-an, tapi karena mo patah yang sesungguhnya. Dari tempat mobil parkir kami kudu jalan lagi bowww.......melewati rumah rumah diperkampungan, dannnnn....jembatan gantung yang akn menghantarkan kami ke: PENGINAPAN WIDI.
fyi, Widi adalah namanya istri Mang Ade :D
Penginapan ini adalah rumah. Jadi intinya kami tinggal dirumah Mang Ade, dan tidur dikamar kamar mereka. Oiya, malam kaga ada listrik ya waktu itu....kamarnya juga standar: dipan berkasur kapuk + 2 bantal usang. Tiada TV, dll. Luar Biasa!!!!! ini baru namanya ESCAPE TRIP yang sesungguhnya..
[Bersambung: keesokan harinya......kecelakaan itu terjadilahhhhh.....Kalau bukan tangan Tuhan, uda matiiii saya diseret ombak dasyat laut selatan yang ngamuk]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H