Mohon tunggu...
Feby Siahaan
Feby Siahaan Mohon Tunggu... -

Lulus S1 Teknik Sipil UNPAR tahun 1996, dan melanjutkan S2 di Rotterdam Business School, Netherland tahun 2003 atas beasiswa dari pemerintah Belanda. Mengawali karir sebagai penulis/reporter ekbis di Majalah D&R (s/d thn 1999), TEMPO (s/d 2005). Hingga kini berkarir profesional di sebuah konsultan keuangan di jakarta sebagai Associate Manager Training&Development division. Juga aktif mengajar dikampus, korporat maupun kementrian untuk topik Media Handling, Interview Skill dan writing skill for Humas/PR. Saat ini sedang mengambil kuliah paskasarjana di UPH untuk bidang komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berdarah-darah di Sawarna Ujung Genteng (Bag 3/TAMAT)

2 Oktober 2014   16:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:40 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sendalnya pake warna hijau bukan?" (dalam hati saya: lhaa sendal jepit bukannya jepitannya ijo smua?)

*

Ternyata sodara-sodara didesa Bayah ini kaga ada rumah sakit. Adanya puskemas gitu (waktu itu lho ya) dan karena ini libur 17-an pada tutup. Setelah diskusi singkat ditengah kepanikan, diputuskan saya kembali saja ke penginapan bertemu Pak Ade.

Dan, penderitaan berikutnya adalah naik motor melewati jalanan kampung yang masih berilalang. Beuhh. Jangan bayangkan jalan raya ya temans. Ini masih jalan tanah yang salah satu panduannya adalah jejak jejak ban motor yang sebelumnya melintas. Karena takut jatoh pengsan dijalan, kami pun bonceng tiga. Abang ojek, saya dan teman saya Ossy dibelakang.

Ilalang-ilalang ini sungguh menyiksa ......... berganti-ganti menggesek, menyapu, menyentuh2 betis saya yang nyeri dan mulai membengkak. Sepanjang jalan saya meracau kesakitan...... Kasian si ossy, dia kayanya panik luar biasa takut saya pengsan. Jadi sepanjang jalan dia tak henti henti menghibur dan menguatkan saya....

*

Sesampai dipenginapan, kabar buruk kedua. Pak dokter kaga ada. Ada juga mantri yang biasa nolongin orang melahirkan. Ah, sebodolah.......saya tanya obat apa yang dia punya. Dikeluarkan lah berbagai jenis tablet dan kapsul. Saya liat2 mereknya......duhh, kaga ada yang kenal. Tiba2......"itu pak, amoxilin. Itu saja buat ilangin infeksinya."

*Hampir pukul 13.00 saat ketiga teman lain tiba dipenginapan. Semuanya sibuk ngusap ngusap punggung gw, kek gw mo meninggal aja he he he.

Mereka sempat memutuskan untuk langsung pulang ke Jakarta saja mumpung terang. Soalnya kaki gw uda biru dan mulai membengkak......

"JANGANNNNNNNN" kata saya buru buru.

"Besok sajalah. Kasian kalian, lagian aku pengen liat liat laut lagi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun