Mohon tunggu...
Feby Riyandani
Feby Riyandani Mohon Tunggu... -

pelajar yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BBM Vs. Rakyat

22 Maret 2012   10:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:37 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_177775" align="alignleft" width="300" caption="Motor yang dibakar mahasiswa di depan kantor DPRD Pamekasan sebagai bentuk protes mereka atas rencana kenaikan harga BBM, Kamis (22/3/2012)."][/caption] Belakangan ini marak kejadian kejadian anarkis tentang penolakan kenaikan BBM, saya sangat setuju tentang penolakan kenaikan BBM, Karena tindakan tersebut hanya menghasilkan kegelisahan pada rakyat.

Pemerintah memang belum secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM. Namun bayang - bayang bencana sudah mulai menghinggapi kalangan buruh. Kenaikan harga BBM otomatis akan membuat kebutuhan hidup buruh ikut melonjak, sementara di satu sisi upah mereka masih minim.

Seperti yang terjadi pada buruh pabrik rokok di Kudus. Sejauh ini saja mereka sudaht erseok - seok dan terancam dirumahkan karena perusahaan mereka kesulitan dalam menjalankan bisnisnya. Terlebih jika harga BBM naik, sudah pasti perusahaan tambah kesulitan dan melakukan PHK karyawan akan menjadi alternatif terakhir bagi perusahaan.

Bukan tidak mungkin rakyat melakukan hal nekat, Karena berawal dari gelisah, maka tumbuh rasa benci sehingga pemerintah selalu di pandang negatif oleh rakyat, andaikan, harga BBM kembali naik maka sudah bisa di pastikan akan semakin banyaknya masyarakat miskin yang menderita di indonesia.

Menurut saya seharusnya pemerintah tidak membuat keputusan seperti ini, lebih baik melakukan pengurangan produksi mobil dan motor. Karena menurut saya sumber masalah ada pada naiknya penjualan Mobil dan Motor sehingga tanpa kita sadari jalanan menjadi padat karena Kendaraan.

Polusi merajalela, Bumi kitalah taruhanya,

bukan rakyat kecilyang salah tetapi pengguna mobil yang berlebihan(orang yang memadai), tetapi kenapa rakyat kecil yang menaggung deritanya”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun