Pernahkah mendengar kalimat  "generasi muda adalah pewaris ulung semangat nasionalisme?". Mungkin di era saat ini banyak paradigma atau perspektif baru tentang generasi muda. Apalagi tantangan generasi muda dalam mempertahankan bahkan mewariskan sikap nasionalisme di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi rasanya cukup meragukan. Tak jarang generasi muda saat ini sering terpengaruh dengan globalisasi yang mengarahkan mereka untuk mengenal bahkan merasa lebih bangga dengan budaya asing. Kondisi ini lalu menimbulkan lunturnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda. Jika kondisinya seperti ini apakah benar "generasi muda adalah pewaris ulung semangat nasionalisme?"
Nasionalisme didefinisikan sebagai rasa cinta, kebanggaan, dan tanggung jawab terhadap bangsa dan tanah air. Secara etimologi, kata "nasionalisme" berasal dari kata Latin "natio" yang berarti kelahiran, dan kemudian berkembang menjadi kata "nation" dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Belanda yang berarti bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme diartikan sebagai paham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Dalam konteks generasi muda, nasionalisme bukan tentang menghafal sejarah perjuangan bangsa, tetapi bagaimana nilai-nilai perjuangan bangsa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari bahkan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Semangat nasionalisme saat ini sangat relevan dengan era globalisasi, karena memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan jati diri dan kebanggaan terhadap budaya lokal dan bangsa.Â
Generasi muda adalah aset yang sangat berpengaruh bagi kemajuan bangsa, mereka berperan penting dalam mewariskan semangat nasionalisme kepada generasi selanjutnya. Namun sayangnya, kondisi saat ini Indonesia tengah menghadapi era globalisasi dan perkembangan teknologi. Masa di mana budaya asing dapat dengan mudah dan cepat masuk ke Indonesia dan berakibat kepada melemahnya sikap nasionalisme di kalangan generasi muda.Â
Pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia ditandai dengan budaya konsumtif, gaya hidup hedonistik, dan meningkatnya sikap individualisme. Tentu hal tersebut sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Sedangkan harapan masyarakat kepada generasi muda adalah pewaris semangat nasionalisme, penggerak dan pengawal pembangunan nasional berdasarkan nilai-nilai kearifan budaya lokal. Maka dengan itu, untuk membangun semangat nasionalisme di generasi muda banyak sekali pihak yang harus turut berperan di dalamnya, seperti keluarga, sistem pendidikan, masyarakat bahkan pemerintah.
Tantangan yang mengancam semangat nasionalisme generasi mudaÂ
Generasi muda tumbuh dan berkembang seiring dengan pesatnya era globalisasi dan kemajuan teknologi. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses mendunianya sesuatu, seperti informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi. Era globalisasi tentu memberikan tantangan terhadap setiap manusia yang hidup termasuk di dalamnya adalah generasi muda dalam menumbuhkan semangat nasionalisme. Tantangan yang mengancam semangat nasionalisme di generasi muda di antaranya:Â
Arus globalisasi : arus globalisasi yang semakin canggih, pesat, dan terus berkembang melalui berbagai teknologi dan sosial media menjadikan tantangan terbesar bagi generasi muda, tak jarang dengan arus globalisasi membuat semangat nasionalisme generasi muda terkikis apalagi jika generasi muda tidak memiliki fondasi yang kuat tentang pengetahuan dan pemahaman tentang nasionalisme.Â
Literasi sejarah yang lemah: banyak dari generasi muda saat ini yang tidak mengenal tokoh-tokoh atau peristiwa penting dalam sejarah. Hal ini membuktikan bahwa generasi muda telah minim literasi sejarah dan berdampak pada sulitnya memahami, menjaga, menghargai, bahkan melestarikan semangat nasionalisme.Â
Maraknya sikap individualisme dan materialisme : kehidupan yang diiring dengan canggihnya teknologi membuat pengaruh budaya asing masuk dengan cepat dan mempengaruhi mindset serta karakter muda bangsa saat ini. Tak jarang generasi muda saat ini sangat terpengaruh dengan hidup yang hedonis, sikap yang individualis, dan bangga telah mengenal lebih banyak budaya asing, bahkan mengoleksi barang-barang branded budaya asing.Â
Sebenarnya masih banyak dan sangat beragam tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini, namun kunci utama adalah karena adanya arus globalisasi. Oleh karena itu hal ini harus segera di kurangi bahkan dicegah dengan dukungan dari banyak pihak, seperti keluarga, pendidikan (sekolah),masyarakat, pemerintah, hingga global.Â
Peran dan DukunganÂ
Pertama dukungan dan peran keluarga dalam menumbuhkan semangat nasionalisme adalah menumbuhkan rasa nasionalisme dengan memberikan pendidikan sejak dini mengenai sikap nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa, membiasakan anak sejak dini untuk menggunakan produk-produk dalam negeri sehingga anak mengenal dan tumbuh rasa bangga terhadap hasil karya budaya lokal, mengenalkan kepada anak akan keberagaman budaya Indonesia, memperkenalkan dan menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, menerapkan pola asuh yang memperkuat nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, bermusyawarah saat pengambilan keputusan.Â
Selanjutnya ada peran dan dukungan pendidikan. Pendidikan yang dimaksud di sini dapat berupa sekolah ataupun pendidikan perguruan tinggi, yang mana pendidikan tersebut adalah lingkungan belajar dan tempat anak mendapatkan informasi selanjutnya setelah lingkungan keluarga. Peran dan dukungan yang dapat diberikan oleh pendidikan adalah memberikan layanan informasi tentang pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, seperti memberikan materi yang berkaitan dengan bela negara, memberikan arahan serta materi tentang menanamkan sikap cinta tanah air(nasionalisme), memberikan pendidikan moral atau pendidikan karakter agar siswa tidak mudah menyerap dengan mudah hal-hal negatif dari budaya asing serta menjelaskan dan memberikan gambaran tentang pengaruh budaya asing atau era globalisasi agar para pemuda mampu memfilter perkembangan globalisasi dan pengaruh budaya asing yang masuk.Â
Peran dan dukungan masyarakat, masyarakat juga termasuk ke dalam lingkungan pendidikan sehingga peran dan dukungan masyarakat terhadap sikap dan karakter pemuda sangat berpengaruh. Masyarakat harus memberikan contoh kepada para pemuda untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dengan cara mencintai budaya lokal melalui pagelaran festival budaya yang dapat menampilkan kisah, tarian, alat musik, hingga karya dari setiap budaya. Kemudian masyarakat juga dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dengan mengajak para pemuda untuk ikut serta dalam kegiatan bersama seperti gotong royong membersihkan lingkungan sekitar.Â
Lalu peran dan dukungan pemerintah. Pemerintah adalah pemangku tertinggi dan penanggung jawab atas pendidikan masyarakatnya. Peran dan dukungan masyarakat dalam menumbuhkan semangat nasionalisme sangat dibutuhkan oleh banyak pihak. Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan kualitas pendidikan baik dari segi kurikulum maupun SDM (sumber daya manusia) yang berkompeten di dunia pendidikan, tujuannya agar generasi muda mempunyai role model yang dapat mereka tiru dan mendapatkan wawasan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam. Selanjutnya, Â peran dan dukungan pemerintah yang dapat dilakukan adalah dengan cara membuat kebijakan dan melaksanakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang dimulai sejak sekolah dasar, menengah atas, hingga perguruan tinggi.
Terakhir peran dan dukungan global melalui teknologi dan media sosial. Teknologi dan media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk sikap dan pandangan generasi muda terhadap bangsa dan budaya asing. Peran dan dukungan teknologi dan media sosial erat kaitannya dengan sumber daya manusia yang berkualitas karena dengan ini peran media sosial dan teknologi akan lebih efektif untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, seperti melalui media sosial, nilai-nilai Pancasila bisa disampaikan dengan cara yang lebih kreatif dan mudah diterima. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube dapat menjadi sarana untuk menyebarkan konten-konten yang mengedukasi tentang pentingnya nasionalisme, keberagaman budaya, dan persatuan bangsa. Selain itu, dengan kualitas SDM yang unggul mereka dapat menjadikan media sosial sebagai ajang untuk mempromosikan produk-produk lokal yang dapat meningkatkan kebanggaan terhadap hasil karya budaya dan bangsa sendiri.
Maka kembali kepada pertanya  apakah benar "generasi muda adalah pewaris ulung semangat nasionalisme?" Jawabannya menurut pendapat saya adalah benar, generasi muda adalah pewaris ulung dari semangat nasionalisme. Merekalah yang akan mewariskan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Generasi muda bertanggung jawab atas kemajuan bangsa yang berlandaskan pada sikap nasionalisme. Namun, generasi muda perlu mendapatkan dukungan dan perhatian dari banyak pihak dalam memelihara dan menjaga semangat nasionalisme tersebut, seperti dukungan sejak dini melalui peran keluarga, pendidikan (sekolah), masyarakat, pemerintah hingga global.Â
Penulis : Feby Nabiilah dan Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd., M.H.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI