Kecemasan Sosial: Â
- Karena pengaruh tekanan dari lingkungan, seperti keluarga maupun lingkungan pertemanan yang menuntut untuk segera menyelesaikan studi dan mendapatkan pekerjaan, juga menjadi penambah beban mental SAS.
Kecemasan Masa Depan:
- Ketidakpastian karir. SAS khawatir tentang prospek pekerjaan setelah lulus. Dia merasa cemas apakah akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang studinya atau tidak
- Tuntutan mandirinya, seperti harapan untuk segera mandiri secara finansial setelah lulus menambah beban mental SAS, terutama karena kondisi ekonomi keluarganya yang terbatas.
Dinamika Perilaku Cemas dan Penyelesaiannya Berdasarkan Teori Behavioral-REBT
REBT (Rational emotive behavior therapy) merupakan salah satu psikoterapi dari teori behavioral yang dapat diberikan kepada individu yang mudah merasakan kecemasan. Tujuannya yaitu dalam rangka mengurangi keyakinan irasional yang dimiliki individu tersebut dan menguatkan keyakinan rasionalnya. Dengan demikian, diharapkan individu tersebut mempunyai kemampuan mengendalikan emosi dan memiliki perilaku yang sehat (Wardani & sari, 2018).
Peristiwa Pemicu Kecemasan (Activating Event)
- Beban Tugas: Banyaknya tugas akademik seperti skripsi, presentasi, dan proyek kelompok.
- Tekanan Sosial: Harapan keluarga dan teman untuk segera lulus dan mendapatkan pekerjaan.
Konsekuensi yang diakibatkan:
Konsekuensi Emosional:
- Kecemasan: Ketakutan berlebihan terhadap kegagalan dan penilaian orang lain.
- Frustrasi: Merasa tertekan dengan tuntutan akademik yang tinggi.
- Kecemasan Sosial: Merasa khawatir tidak bisa memenuhi harapan keluarga dan teman.
Konsekuensi Perilaku:
- Prokrastinasi: Menunda-nunda tugas karena takut tidak bisa menyelesaikannya dengan sempurna.
- Penghindaran: Menghindari diskusi atau presentasi karena takut dinilai buruk.
- Overworking: Bekerja secara berlebihan hingga mengabaikan kesehatan fisik dan mental.
Peristiwa pemicu tersebut dapat diantisipasi dengan cara menantang keyakinan Irasional seperti "Apakah benar bahwa saya harus sempurna dalam segala hal untuk dianggap berharga?" dan menggantinya dengan keyakinan Rasional seperti "Saya tidak harus sempurna, saya hanya perlu berusaha sebaik mungkin.", "Kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan tidak menentukan nilai diri saya". Dengan begitu, akan timbul pemikirsn positif seperti:
- Menjadi lebih tenang dan mampu menghadapi tugas dengan lebih santai.
- Meningkatan percaya diri: Merasa lebih percaya diri dalam menyelesaikan tugas dan menghadapi tantangan.
- Produktivitas: Mengurangi prokrastinasi dan lebih produktif dalam menyelesaikan tugas.
- Lebih berinteraksi secara sosial: Lebih berani untuk berpartisipasi dalam diskusi dan presentasi.
- Keseimbangan Hidup: Menjaga keseimbangan antara pekerjaan akademik dan kesehatan mental.
Adapun Keyakinan (Beliefs) yang harus diubah dari pembelajaran kasus di atas adalah:
Mengganti Keyakinan Irasional seperti:
- "Saya harus mendapatkan nilai sempurna atau saya akan gagal".
- "Jika saya tidak melakukan semuanya dengan sempurna, saya tidak berharga"
- "Jika saya gagal, orang lain akan melihat saya sebagai orang yang tidak kompeten."