Mohon tunggu...
Feby Indirani
Feby Indirani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis, Pencinta Kehidupan

Ruang berbagi pemikiran, pengalaman, bacaan, tontonan, apresiasi saya kepada kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tragedi Jumat Siang

28 November 2016   12:49 Diperbarui: 28 November 2016   12:57 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Masnya ini kok ngeyel toh? Sampeyan kafir ya? Kafir? Sudah dibilang ini mau sholat Jumat, balik arah sekarang!” tiba-tiba suara terduga hansip atau mungkin tukang parkir itu menggelegar dan begitu otoritatif. Ahmad merasakan emosinya naik ke ubun-ubun. Bapak di hadapannya pun melotot sambil berkacak pinggang. Dua orang pria yang tadinya agak jauh posisinya dari mereka bangkit dengan gerakan waspada dan mendekat, siap memberikan dukungan kepada rekan mereka.  Perdebatan sia-sia, rutuk Ahmad. Mobil di belakangnya sudah mulai bergerak untuk putar balik. Ia pun harus mengambil langkah yang sama.

“Brengsek! Djancuk! Sial! “ Ahmad hanya bisa memaki-maki di dalam mobilnya. Ia memutar mobil kembali menuju ke jalan utama. Sempat dilihatnya para pria yang tadi menghadangnya masih berkacak pinggang.

Ahmad sibuk memutar otak, kemana lagi harus menempuh jalan. Kerongkongannya terasa kering. Ia memacu mobil sebisanya dan memutuskan mencoba jalan alternatif. Semoga yang ini tak ditutup, pikirnya. 

Harapannya ternyata tak terjadi, karena kini dihadapannya ada sebuah papan  bertuliskan “Mohon Maaf Ada Sholat Jumat.“  Ahmad kembali berteriak memaki. Seorang lelaki muda, mungkin baru 17 tahunan mengangguk cengengesan. Giginya besar-besar cenderung tonggos, rambutnya lurus-lurus seperti jerami, kemerahan karena kurang gizi.  

“Maap Pak, jalannya ditutup. Cari jalan lain aja Pak..”

“Aduh saya sudah terlambat ini, tadi di sana ditutup, di sini ditutup lagi. Saya harus lewat mana?” gerutu Ahmad.

“Ya gimana Pak, tugas saya menjaga aja. Bapak silakan cari jalan lain.”

“Saya ini penting banget harus segera sampai, tolong deh buka jalannya sebentar saja.”

“Ya nggak bisa Pak. Lagian Bapak ini kok gak sholat Jumat? Emang bukan Islam?”

“Urusan apa kamu saya Islam atau bukan?”

“Yee marah, ya kalau Islam mending sholat aja Pak, parkir aja di sana. Kalau nggak Islam ya berarti harus menghargai dong! “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun