Di era informasi saat ini, informasi telah menjadi bagian yang penting dan menentukan dalam segala kegiatan masyarakat., Pemanfaatannya telah merambah keseluruh aspek kehidupan tidak terkecuali di bidang perpustakaan.Â
Lasa (1998, 65) mengemukakan bahwa perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya.
Perpustakaan merupakan salah satu unsur penting dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan masyarakat. Dari perpustakaan kita tak hanya dapat menjumpai buku yang berisi ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat menemukan berbagai informasi dari berbagai sumber tekstual maupun non tekstual.Â
Namun saat ini keberadaan perpustakaan mulai kurang diminati oleh masyarakat, dikarenakan sulitnya mencari pustakawan yang handal saat ini. Hal tersebut disebabkan sebagian besar pengelola perpustakaan bukanlah seorang pustakawan dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi.Â
Hal tersebut membuat perpustakaan yang mencakup profesi kepustakawanan dan informasi di dalamnya dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat.
Persepsi menurut Suwarno (2009, 52) dapat didefenisikan, "sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di dalam lapangan penginderaan seseorang".Â
Sedangkan menurut Walgito (2002, 69), "Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera namun proses itu tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi".Â
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui penilaian atau kesan seseorang terhadap suatu objek ataupun informasi yang diterima melalui panca inderanya, pada akhirnya dapat menentukan tindakan dari orang yang bersangkutan.
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberikan interprestasi yang berbeda tentang yang dilihatnya.Â
Menurut Pareek seperti dikutip oleh Arisandy (2004, 26) terdapat empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi, antara lain:
- Perhatian Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di seitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita.
- Kebutuhan Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan sesaat.
- Kesediaan Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu.
- Sistem nilai 5 Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.