DAN JANGANLAH MEMBAWA/MASUKKAN KAMI KE DALAM PENCOBAAN.
Kata Latin "inducas", berasal dari kata kerja "inducere", gabungan dari in + ducere (memimpin/membawa/menuntun ke dalam)
"Inducere" = memasukkan
LEADÂ INTOÂ = menuntun/memimpin/membawa ke dalam
Sementara, kata Yunani - EISENEGKES, adalah kata kerja aorist aktif subjunctive dengan bentuk orang kedua tunggal (singular), yang artinya "Engkau (barangkali sekarang) telah membawa kepada."
Kata tersebut berasal dari kata EISPHERHO, artinya: "MEMBAWA KEPADA, to bring into, to lead into."
Kata eispherho merupakan penggabungan dari kata: eis (ke dalam, ke pada) + pherho (membawa, to carry, to lead).
Lihatlah, betapa terjemahan bahasa modern (termasuk bahasa Indonesia) sangat ketat dan dekat sekali dengan bahasa aslinya.
Dari berbagai terjemahan Kitab Suci yang beragam dan banyak saat ini, yang selalu mendapat nilai dan pemahaman yang paling sesuai dengan aslinya adalah terjemahan yang paling KETATÂ dan paling mendekati sumber aslinya. Dalam studi akademik Kitab Suci berbahasa Inggris, referensi yang dipakai pastilah sudah jelas terjemahan seperti KJV, NRSV, dll. Terjemahan Indonesia juga pasti yang dipakai adalah Kitab Suci TB-LAI, bukan kitab suci BIS (bahasa sehari-hari), misalnya.
Lalu, mengapa seakan-akan Paus "MENGUBAH" bahasa asli bagian kalimat dari doa Bapa Kami tersebut dan terjemahan modernnya (khususnya bahasa Italia) sehingga semakin jauh dari bahasa aslinya?
Kalau demikian, semakin benarlah ungkapan Italia "TRADUTTORE, TRADITORE", yang secara harfiah berarti: "penerjemah, pengkhianat", atau secara lain berarti "MENERJEMAHKAN BERARTI MENGKHIANATI".