[1]
Tiba-tiba Paus Fransiskus yang terkenal sangat peduli dengan kemanusiaan dan menyuarakan perdamaian ini mempertunjukkan pemikiran progresifnya dengan mengesahkan perubahan bagian doa Bapa Kami versi Italia. Memang inisiatif perubahan ini sudah mulai digaungkan beliau sejak tahun 2017.
Tergelitik memang saya untuk mengomentarinya, meski saya tak punya "kapasitas". Akan tetapi, saya coba menelaahnya dengan sedikit pengetahuan linguistik-biblis melalui platform media sosial yang terbatas ini.
Pokok masalah ada pada terjemahan semula "and lead us not into temptation" (DAN JANGANLAH MASUKKAN KAMI KE DALAM PENCOBAAN) yang diubah menjadi "do not let us fall into temptation" (DAN JANGAN BIARKAN KAMI JATUH KE DALAM PENCOBAAN).
Versi lama bahasa Italianya: "E NON CI INDURRE IN TENTAZIONE", tetapi saya belum menemukan versi baru Italianya. Saya tanyakan kepada teman sekelas yang sedang studi lanjut di Roma dan katanya terjemahan barunya adalah "E NON ABBANDONARCI ALLA TENTAZIONE" (and do not abandon us to temptation). Namun, sampai sekarang mereka belum mempraktikkan penggunaan doa Bapa Kami "yang baru" itu.
Paus beralasan bahwa dalam kalimat tersebut ada teologi yang kurang tepat. Menurut beliau, Tuhan tidak pernah memasukkan manusia dalam cobaan, tapi manusianya sendirilah yang menjatuhkan diri dalam cobaan.
"SETAN-lah yang membawa kita ke dalam godaan, itulah pekerjaannya," kata Paus.
Akan tetapi, kalau kita periksa dengan jeli ke bahasa aslinya, sebenarnya terjemahan bahasa modern seperti bahasa Indonesia (Italia, Inggris, dan bahasa lainnya, kecuali Prancis, Spanyol, dan Polandia) sudah SANGAT KETAT dan sangat mendekati sumber bahasa aslinya (YUNANI, termasuk LATIN-Vulgata).
Saya akan membawa Anda kepada pembahasan linguistiknya.