Mohon tunggu...
Febry Aryawan
Febry Aryawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Sains Agribisnis, Kampus IPB University

Berpengalaman sebagai Asisten Laboratorium Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, serta aktif dalam organisasi mahasiswa, kepanitiaan, dan program pertukaran pelajar. Saya juga telah mengikuti berbagai kegiatan pengabdian masyarakat, magang, webinar, pelatihan, sertifikasi, dan publikasi akademik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintah Siapkan 2,3 Juta Ha Lahan untuk Cetak Sawah, Apakah Benar?

1 Desember 2024   10:57 Diperbarui: 1 Desember 2024   11:04 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Luas wilayah yang diperluas adalah 1,3 juta hektar. Sementara itu, irigasi diperkuat di banyak wilayah pertanian, termasuk di Pulau Jawa". kata Amran selaku Menteri Pertanian kabinet Merah Putih, usai Rakor di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (15/11/2024). Rapat koordinasi yang diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian membahas mengenai optimalisasi penggunaan bendungan dan irigasi untuk mendukung kegiatan pertanian. Hal ini merupakan salah satu langkah menuju swasembada pangan. Dalam rakor tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian berencana melakukan normalisasi irigasi seluas 1 juta hektar pada tahun ini. Kementerian Pertanian akan bertanggung jawab atas fasilitas produksi beras, termasuk mesin pertanian, serta program pengolahan dan pencetakan padi itu sendiri. Sedangkan Kementerian Pekerjaan Umum, sebaliknya, akan fokus pada bendungan, irigasi, pompa air, dan pintu air.

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Meningkatnya kebutuhan pangan akibat pertumbuhan penduduk memerlukan langkah-langkah strategis, termasuk menjamin ketersediaan dan keberlanjutan sumber daya alam yang mendukung pertanian. Salah satu faktor terpenting dalam produksi pertanian adalah air, dan di sinilah pentingnya kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengelola bendungan dan sistem irigasi secara lebih terintegrasi. Pada tahun 2024, dalam menghadapi tantangan besar untuk mencapai swasembada pangan akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan permintaan pangan, Kerja sama Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam pemanfaatan bendungan dan sistem irigasi merupakan langkah strategis yang sangat penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Fakta dan Angka Pendukung Luas lahan pertanian beririgasi:

  • Berdasarkan data Kementerian Pertanian: sekitar 57% dari total luas pertanian Indonesia merupakan wilayah irigasi, dan luas wilayah irigasi tersebar di 18 juta hektar di seluruh negeri. Namun ketimpangan distribusi air irigasi masih terjadi di banyak daerah, terutama di daerah rawan kekeringan.
  • Tingkat swasembada pangan: Menurut BPS, Indonesia masih bergantung pada impor pangan untuk beberapa komoditas utama, terutama beras dan jagung. Pada tahun 2023, Indonesia berencana mengimpor sekitar 2,5 juta ton beras dan 1,2 juta ton jagung. Upaya swasembada pangan sangat bergantung pada kemampuan sektor pertanian dalam memproduksi pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa bergantung pada impor. Dengan optimalisasi penggunaan bendungan dan irigasi, produksi pangan diharapkan dapat meningkat secara signifikan.
  • Peran bendungan dalam meningkatkan produktivitas: Laporan Kementerian PUPR menyatakan bahwa dengan merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas bendungan, produktivitas pertanian akan meningkat di beberapa daerah yang selama ini mengandalkan irigasi teknis yang tidak efisien dikatakan dapat meningkat hingga 30%. Artinya, peningkatan infrastruktur air dapat meningkatkan produksi pertanian secara signifikan.
  • Investasi Infrastruktur: Pada tahun 2024, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 21,8 triliun untuk pengembangan infrastruktur perairan, meliputi pembangunan bendungan, saluran irigasi, dan rehabilitasi infrastruktur yang ada. Sebagian dari anggaran ini dialokasikan untuk proyek pengelolaan sumber daya air yang mendukung sektor pertanian.

Peran Bendungan dan Irigasi dalam Ketahanan Pangan

Salah satu faktor kunci dalam produksi pangan adalah ketersediaan air yang cukup untuk pertanian. Menurut Kementerian PUPR, Indonesia memiliki sekitar 280 bendungan di berbagai wilayah. Namun hanya sebagian kecil saja yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian. Mengingat sebagian besar bendungan tersebut dibangun pada zaman kuno dan dengan teknologi yang kurang canggih, maka bendungan tersebut perlu direnovasi dan dimodernisasi agar dapat berfungsi secara maksimal. Sistem irigasi yang mengalirkan air dari bendungan ke lahan pertanian seringkali mengalami permasalahan distribusi yang tidak merata, terutama pada musim kemarau. Desain dan pengelolaan bendungan yang tepat memungkinkan penyimpanan air yang cukup untuk mendukung irigasi musim kemarau. Faktanya, menurut studi Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 25% lahan pertanian di Indonesia bergantung pada sistem irigasi buatan yang dihubungkan dengan bendungan, yang penting untuk produksi pangan, terutama produksi padi, jagung, dan kedelai sebuah peran. Irigasi yang efisien dan pengelolaan bendungan yang baik sangat penting di Indonesia, karena sebagian besar wilayahnya mengandalkan pertanian sebagai industri utama mereka. Bendungan tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan air pada musim kemarau, tetapi juga dapat mengatur pasokan air yang dibutuhkan sistem irigasi sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian secara signifikan. Kementerian PUPR diberi mandat untuk merancang, membangun, dan memelihara infrastruktur sumber daya air, termasuk bendungan, sedangkan Kementerian Pertanian fokus pada pemanfaatan air untuk mendorong keberlanjutan dan meningkatkan produksi pangan. Sinergi kedua kementerian ini akan membantu terciptanya sistem irigasi yang lebih terintegrasi dan efisien, yang pada akhirnya membantu petani  meningkatkan hasil panen.

Pentingnya Infrastruktur yang Tangguh

Infrastruktur yang kuat di sektor pertanian berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan, meningkatkan produktivitas dan menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Infrastruktur yang dimaksud mencakup berbagai elemen, seperti sistem irigasi yang efisien, jaringan transportasi yang menghubungkan area produksi dengan pasar, fasilitas penyimpanan yang memadai, dan teknologi yang mendukung modernisasi pertanian. Tanpa infrastruktur yang memadai, sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia akan sangat terhambat dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks seperti perubahan iklim, peningkatan permintaan pangan, dan ketidakpastian harga pangan global. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 57% dari total lahan pertanian Indonesia seluas 35 juta hektar memiliki sistem irigasi. Namun, 43% lahan pertanian masih bergantung pada hujan dan tidak memiliki sistem irigasi yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat kebutuhan mendesak untuk mengembangkan infrastruktur irigasi yang kuat untuk mengatasi kesenjangan antara wilayah yang terjangkau dan tidak terjangkau. Namun, agar kolaborasi ini dapat berjalan efektif, pemeliharaan dan modernisasi infrastruktur yang ada akan menjadi tantangan terbesar. Banyak bendungan dan sistem irigasi yang dibangun beberapa dekade lalu memerlukan pemeliharaan dan peningkatan kapasitas untuk mengimbangi perubahan iklim dan peningkatan permintaan. Dengan pola cuaca yang berubah-ubah seperti cuaca ekstrem dan curah hujan ekstrem, kolaborasi kedua kementerian akan memastikan  bendungan dan irigasi  berfungsi optimal, terutama dalam pengelolaan air yang efisien.

Kesimpulan
Kerja sama Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengoptimalkan penggunaan bendungan dan irigasi merupakan langkah yang sangat tepat untuk mendukung kegiatan pertanian. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas pertanian tetapi juga memperkuat ketahanan pangan Indonesia di masa depan. Tentunya keberhasilan tersebut sangat bergantung pada perencanaan yang matang, pemeliharaan yang berkelanjutan, dan perhatian terhadap inovasi teknik irigasi yang ramah lingkungan. Dengan demikian, kolaborasi ini diharapkan dapat mewujudkan Indonesia yang lebih mandiri dalam pangan, berdaya saing, dan mampu mengatasi tantangan global yang semakin kompleks. Pemanfaatan bendungan dan irigasi merupakan langkah strategis dalam mencapai swasembada pangan di Indonesia. Dengan meningkatkan infrastruktur irigasi dan bendungan, serta memaksimalkan pemanfaatan air, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Namun, keberhasilan kolaborasi ini sangat bergantung pada perencanaan yang matang, pemeliharaan yang berkelanjutan, serta teknologi pertanian yang inovatif untuk mengoptimalkan penggunaan air di sektor pertanian. Pentingnya infrastruktur yang tangguh di bidang pertanian tidak dapat dipandang sebelah mata. Infrastruktur yang memadai akan memastikan keberlanjutan produksi pangan yang stabil dan mendukung ketahanan pangan dalam jangka panjang. Dalam konteks di negara Indonesia, yang memiliki tantangan besar terkait perubahan iklim, pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur pertanian yang baik sangat diperlukan untuk menghadapi ancaman kekeringan, banjir, serta memastikan hasil pertanian dapat mencapai pasar dengan efisien serta mewujudkan swasembada pangan dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun