Mohon tunggu...
Febry Arfiana
Febry Arfiana Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa manajemen universitas wahid hasyim semarang

Sebaik-baiknya masnusia adalah manusia yang Bermanfaat TERIMAKASIHHH

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Kondisi Kepemimpinan terhadap UMKM di Kabupeten Jepara di Pengusaha HR Muble

18 Juni 2022   15:51 Diperbarui: 21 Juni 2022   14:56 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri mebel merupakan perusahan industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi dari kayu, dan bahan baku lainnya. Kebutuhan  produk-produk dari industri mebel semakin meningkat karena sektor industri memberikan desain interior yang memiliki nilai artistik yang dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat menunjang berbagai aktifitas. Sehingga, industri mebel atau furniture harus mampu dalam bersaing baik lokal maupun internasional dari segi harga dan kualitas. Akan tetapi Industri harus bisa dan siap bersaing dengan industri lokal terlebih dulu sebelum mencakup kalangan  internasional.

Pengrajin mebel termasuk dalam kategori UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)  adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. UMKM memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan perekonomian bangsa indonesia. UMKM juga sebagai salah satu usaha mikro yang mendorong terciptanya lapangan kerja baru yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di indonesia. UMKM juga berperan penting dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter dimana pada saat itu perusahaan industri besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.

Pengrajin mebel adalah suatu tempat yang menyediakan berbagai bentuk ukiran dan furniture dari bahan baku kayu yang dibuat menjadi bentuk-bentuk yang unik. Di UMKM ini kita bisa memesan furniture sesuai keinginan sehingga bisa membuat konsumen puas akan furniture yang dinginkan. Sehingga dari pihak pengrajin harus bisa sekreatif mungkin dalam pembuatan furniture, karena furniture banyak dicari orang dari segi keunikan. Maka pemimpin harus bisa bersikap professional terhadap karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan yang melibatkan aspek-aspek seperti gaji yang diterima, hubungan pegawai dengan lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, dan mutu pengawasan.

Untuk itu, kami tertarik untuk mengulas lebih lanjut terkait pengaruh kepuasa kerja  pada HR meuble yang bisa mempengaruhi kinerja karyawan. Apakah pemimpin di meuble itu sudah sesuai dengan hubungan pekerjaan yang melibatkan aspek-aspek pada memberikan gaji karyawan? Hal tersebut akan kami kaitkan dengan beberapa sub bab mata kuliah perilaku organisasi yaitu kepemimpinan.

Pada dasarnya setiap perusahan mempunyai perbedaan dalam sebuah bisnis. Dari segi bentuk serta perilaku pemimpin dengan karyawan yang membuat kenyamanan dalam bekerja. Untuk itu pemimpin harus memiliki strategi dalam perencanan suatu sistem kerja agar kepuasan kerja karyawan bisa berjalan sesuai keinginan. Karena setiap perusahan ke keperusahaan lain pasti memiliki perbedaan dalam kepemimpinan sehingga pada perusahan meuble dituntut untuk membuat rencana dalam program kerja.

Meuble adalah industry bahan kayu yang dimiliki oleh perseorangan maupun perusahan besar. Dari segi sisi perusahan meuble memiliki kelemahan seperti kurangnya karyawan dalam berkreativitas, kurangnya ketepatan waktu dalam pembuatan pemesanan, kurangnya pemimpin mengkoordisasi dalam pembuatan furneture, kurangnya pemimpin dalam pemberian rewead pada karyawan, kurangnya pemimpin dalam pembuatan aturan disiplin kerja karyawan, kurangnya pemimpin dalam kepuasan karyawan yang menyebabkan karyawan kurang bersemangat dalam bekerja. Kondisi itulah yang menjadi permasalah dalam perusahaan HR meuble.

Teori Path Goal

Teori Path Goal adalah sebuah bentuk kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House, yang menentukan elemen-elemen penelitian Ohio State University tentang kepemimpinan pada initiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi.

Path goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif akan memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls (Robbins dan Judge, 2015).

House dan Mitchell (1974) dalam Gibson (2002) teori jalur path goal ini merumuskan perhatian pada cara pemimpin memengaruhi persepsi pengikut tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri dan jalan mencapai tujuan. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2015) hakikat teori ini adalah bahwa tugas pemimpin mampu membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan dan untuk memberikan pengarahan mana yang ingin membutuhkan dukungan guna mencapai tujuan organisasi.

House dan Mitchell dalam Yukl (2015) menjelaskan karakteristik gaya kepemimpinan ini sebagai berikut:

  1. Kepemimpinan Pengarah (Directive Leadership)

Memberikan informasi  kepada bawahan tentang apa yang diharapkan dari mereka dalam menentukan tugas-tugas, serta memberikan bimbingan tertentu kepada mereka tentang apa dan bagaimana seharusnya tugas itu dikerjakan, menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan.

2.  Kepemimpinan Pendukung (Supportive Leadership)

Pemimpin dengan sikap ramah, dapat ditemui, membuat pekerjaan menjadi menyenangkan bagi bawahan, dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan serta kesejahteraan bawahan.

3. Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership)

Berkonsultasi dengan bagian bawahan dan mempertimbangkan opini serta usulan mereka. Pemimpin menggunakan saran yang diberikan oleh bawahan sebelum mengambil keputusan.

4.  Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement Oriented Leadership)

Menetapkan beberapa  sasaran yang menantang dengan harapan bawahan mampu menjalankan tugas-tugas mereka dengan kemampuan yang tinggi dan hasil yang baik. Pemimpin harus menunjukkan tingkat keyakinan tinggi, bahwa bawahan bisa dan mampu dalam pembentukan dan pencapaian tujuan yang menantang.

Studi kasus pada UMKM HR meuble

kondisi tempat produksi Hr Meuble
kondisi tempat produksi Hr Meuble

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun