Kebimbangan mengajarkan keberanian untuk memilih. Dalam dunia tanpa kepastian, kebimbangan menjadi pengingat bahwa setiap keputusan harus diambil dengan hati-hati.Â
Kecemasan mengajarkan keberanian untuk menghadapi ketidakpastian.*Kierkegaard menyebutnya sebagai "guru terbaik," yang membimbing kita menuju pemahaman lebih dalam tentang kebebasan.Â
Keduanya mengajarkan keaslian.Heidegger menekankan bahwa manusia hanya dapat hidup secara otentik ketika menerima kebimbangan dan kecemasannya sebagai bagian dari proses hidup.Â
Pernahkah Anda bertanya, apa yang akan terjadi jika kita berhenti melawan kebimbangan dan kecemasan? Apa yang akan kita temukan jika kita menerima mereka sebagai bagian dari diri kita?Â
Kebimbangan dan kecemasan adalah tanda bahwa kita hidup—bahwa kita sadar akan waktu, bahwa kita peduli pada arah yang kita tempuh. Mereka adalah tamu yang tidak pernah datang tanpa membawa pelajaran.Â
Ketika Anda merasa terjebak dalam kebimbangan, tanyakan: Apa yang sebenarnya aku takutkan? Ketika kecemasan menghantui, tanyakan: Apa yang ia coba lindungi dariku? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan selalu memberikan jawaban, tetapi mereka membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita.Â
Kebimbangan dan kecemasan, seperti langit yang berganti antara cerah dan mendung, ia bagian dari lanskap kehidupan. Mereka mengingatkan kita akan ketidaksempurnaan, tetapi juga potensi tak terbatas yang ada di dalam diri kita.Â
Jadi, saat mereka hadir, jangan buru-buru mengusir mereka. Dengarkan. Pelajari. Dan ingatlah bahwa dalam dialog yang jujur dengan kebimbangan dan kecemasan, kita menemukan diri kita yang sejati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H