Mohon tunggu...
Febryan Syah
Febryan Syah Mohon Tunggu... Musisi - hanya ingin bertugas

kalo orang lain bisa mengapa harus saya

Selanjutnya

Tutup

Trip

Keindahan Gunung Boga yang Sudah Terabaikan akibat Covid-19

19 April 2021   13:50 Diperbarui: 19 April 2021   14:37 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempat parkir yang biasanya dipenuhi oleh kendaraan-kendaraan wisatawan yang biasanya menampung mobil,motor bahkan bus wisatawan kini kosong melompong hanya beberapa motor saja termasuk motor saya dan teman-teman saya  pada hari minggu lalu, beberapa penyewa tenda yang sedang menunggu penyewa dan sigap untunk mendatangi ketika melihat ada kendaraan wisatawan yang melintas memasuki wilayah parkir yang sepi.

Setelah berjalan kaki melewati pemandangan hutan sawit yang terbentang luas menutupi sebagian daerah tersebut nampak terlihat hijau yang sangat luas membentang. Tak tampak seorangpun pengunjung yang akan datang, hanya bebrapa buyian burung-burung yang kami dengarkan, saya bersama teman-teman saya sudah siap untuk mendirikan tenda kami agar bisa istirahat sore ini karena langit sudah terlihat akan mendung, kami takut sebelum tenda kami berdiri hujan turun membasahi kami.

Yap benar saja ketika kami selesai mendirikan tenda kami, hujan turun begitu derasnya dan angin bertiup sangat kencang “ Bal, apakah tenda ini aman-aman saja tidak terbawa angin kan” ucap saya karena takut tenda kami akan ambruk diterpa angin yang kencang. “ Tenang saja feb.. aman kok tadi aku sudah bertanya pada penyewa katanya jangankan hujan badaipun sanggup bertahan wk..wk..wk” Ucap ikbal sambil tertawa, kamipun juga tertawa mendengar lelucon ikbal yang garing itu. Ohiya saya belum menjelaskan kami ada dimana, kami bertiga sedang libur kuliah menyempatkan unutk pergi ke wisata gunung boga yang berada di desa lolo,tanah grogot kalimantan timur. Kami pikir akan seramai dulu tetapi tidak sesuai ekspetasi kami,  kami hanya bertiga disini.

Mungkin karena masih keadaan Covid-19 orang-orang pada mengurungkan niat untuk berwisata mereka mungkin lebih memilih untuk dirumah saja, kami berani ketempat wisata karena kami sebelum datang kekalimantan untuk libur kuliah sekaligus pulang kekampung halaman kami sudah melakukan swab antigen di bandara sebelum terbang ke kalimantan timur.

Setelah hujan reda kami pun bersiap untuk memasak makanan yang kami bawa dari rumah, “Mau masak mie atau telur?” ucapku kepada teman-temanku. “Mie aja gin hujan-hujan ginikan enakan mie” ucap ikbal sambil tersenyum. Akhirnya kita memasak indomie kuah untuk dinikmati sore menjelang magrib tersebut, dan malamnya kami memasak telur rebus yang kami bawa dari rumah masing-masing.

Di malam harinya kamipun bercanda gurau sambil menimati telur rebus yang kami masak tadi, kami bercerita tentang perkuliahan bagaimana bisa kita menjalakan perkuliahan jika kondisi pendemi seperti ini, ikbal yang paling sedih karena nilai semesternya  ambrul adul akibat perkuliahan online dan dia juga merasa tidak enak dengan orang tuanya karena sudah berkerja keras untuk membiayai perkuliahanya.

Setelah sesi curhat selesai kamipun segera tidur karena besok pagi sekali kami harus bangun untuk menikmati embun pagi yang menyelimuti hutan sawit  itu, karena inti dari wisata ini adalah embun tersebut. Embun di gunung boga ini cukup terkenal di masyarakat kota tanah grogot bahkan dari luar kota juga sering berkunjung dengan keluarga mereka, gunung embu boga masuk dalam wisata nomor 2 nasional tahun 2019 lalu.

Ke esokan paginya tepat dijam 06: 00 kami semua terbangun dan segera mencuci muka kami dan menyeduh kopi hangat dan menikmati indahnya pemandangan embun yang menyelimuti hutan sawit tersebut, sambil berbincang-bincang dan berfoto-foto tak terasa matahari kian tinggi kamipun embereskan tenda dan memunuguti sampah-sampah kami dan menembalikan tenda yang kami sewa kepada penyewa tenda kamipun pamit dan berterima kasi kepada pemilik tenda tersebut.

Setelah berpamitan kamipun tidak langsung pulang kerumah kami sempatkan pergi ke air terjun yang tidak jauh dari gunung boga tersebut, didalam perjalanan ke air terjun kami mengalami berbagai halangan karena jalanan yang licin akibat hujan sealam dan motor kami kesulitan untuk bergerak, sehingga kami memilih untuk jalan kaki agar motor tidak kenapa-kenapa.

Sekita satu jam kita berjalan akhirnya kami pun sampai ditempat tersebut yang dimana suara derisan air yang turun dari bawah membuat rasa capek kami hilang karena terbayarkan dengan keindahan air terjunya, kami pun melepas baju kami dan bermain air hingga hampir sore lamanya. Kamipun bersiap untuk pulang agar tidak terlalu malam karena takut akan terjadi apa-apa karena kita berada didalam hutan, kami pun bergegas pulang.

Diperjalanan pulang kami, kami singgah untuk mengisi perut kami yang kelaparan akibat terlalu lama berenang, kami memilih warung makan yang berada tak jauh dari arah masuk air terjun tersebut, kami bertiga memesan mie instan karena mie instan adalah makanan ter enak setelah bermain air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun