Mohon tunggu...
febryan ciptarayendra
febryan ciptarayendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas jember

mahasiswa universitas jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan dan Perluasan Pasar Jamu Tradisional dengan Cara Pembaruan Kemasan dan Pemberian Logo

15 September 2021   14:50 Diperbarui: 15 September 2021   14:53 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Gambar 4. Kemasan jamu terbaru. Dokpri

KKN BTV 3 UNEJ KELOMPOK 46 : PENINGKATAN DAN PERLUASAN PASAR JAMU TRADISIONAL DENGAN CARA PEBARUAN KEMASAN DAN PEMBERIAN LOGO DENGAN STRATEGI PEMASARAN YANG TEPAT MELALUI DIGITAL MARKETING

Oleh : Febryan ciptarayendra

              Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan mahasiswa Universitas Jember pada bulan Agustus-November 2021 dilakukan secara mandiri akibat pandemi yang belum usai dan ditambah dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). KKN mandiri ini dilakukan mahasiswa Universitas Jember dengan memilih sasaran masing-masing dan salah satu topik yang dapat dipilih adalah pendampingan UMKM terdampak Covid-19. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pedagang jamu tradisional dipilih sebagai sasaran dalam KKN BTV 3 UNEJ untuk diberikan pendampingan.

Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh pedagang jamu yang bertempat di Bundaran Bangka, selama pandemic covid-19 ini penjualan secara langsung berkurang tetapi penjualan online tetap berjalan tetapi hanya sebatas melalui whatsapp. Berbekal keterangan tersebut, maka dilakukan pendampingan untuk memperluas penjualan online melalui instagram dengan tujuan mengekspansi kalangan anak muda. 

Langkah pertama yang dilakukan dalam pendampingan padagang jamu tradisonal ini adalah dengan memperbaharui kemasan dari jamu menjadi lebih menarik dan ditambah dengan pemberian label jamu untuk mempermudah mensosialisasikan produk jamu kepada masyarakat. Setelah langkah tersebut, pendampingan dilakukan dengan menjelaskan digital marketing dengan menggunakan instragram sebagai marketplace dan ditambah pengaturan feed di dalam instagram sehingga lebih rapi dan menarik. 

Selanjutnya adalah pendampingan startegi pemasaran yang menjelaskan pentingnya promosi dan cara promosi yang menarik terutama menarik kalangan muda. Sementara itu, untuk pendampingan PIRT tidak dilakukan karena seiring pertemuan dengan sasaran yang terus dilakukan, kemungkinan produk jamu masuk ke dalam swalayan cukup berat karena prinsip dari penjual jamu adalah tidak menggunakan bahan pengawet sedikitpun. 

Sehingga ketika produk ingin masuk swalayan, maka produk jamu harus menggunakan pengawet karena rata-rata jamu tanpa pengawet akan tahan selama 3 hari dalam suhu ruang. Apabila menggunakan bahan pengawet dalam pembuatan jamu tradisional untuk memasukkan produk ke swalayan, maka hal tersebut akan bertentanga dengan prinsip beliau.

Gambar 2. KKN minggu 2 (pendampingan branding jamu). Dokpri.
Gambar 2. KKN minggu 2 (pendampingan branding jamu). Dokpri.

Gambar 3. KKN minggu 3 (pendampingan strategi pemasaran). Dokpri
Gambar 3. KKN minggu 3 (pendampingan strategi pemasaran). Dokpri

Setelah melakukan serangkaian pendampingan, sosialisai produk mulai dilakukan dengan memperkenalkan produk melalui video promosi. Video promosi berisi tentang informasi pembukaan pre order di unggah melalui instagram yang telah dibuat. 

Pembukaan pre order ini cukup menarik minat masyarakat sehingga cukup banyak yang memesan dan ditambah dengan rasa jamu cukup enak sehingga bersahabat dengan lidah masyarakat walaupun pada dasarnya bukan pecinta jamu. Berkat adanya media online berupa instagram ini, penjualan jamu secara online ini meningkat sehingga menguntungkan pemilik jamu untuk melebarkan sayapnya dalam produksi jamu.

 Gambar 4. Kemasan jamu terbaru. Dokpri
 Gambar 4. Kemasan jamu terbaru. Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun