Mohon tunggu...
Febry Salsinha
Febry Salsinha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi Universitas Gadjah Mada Fakultas Biologi 2012

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perpisahan yang...

31 Agustus 2013   06:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:35 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Sil, makan yuk...”tawarnya lagi. Aku menggeleng.

“Nggak, akh... takut. Perutku biasa sensitif kalau makan pagi.”

“Ealahh... Hehe.. makanya dibiasain... perut kampung tuh jarang sarapan.... Hahaha” Kak  Ergan yang baru saja menghabiskan semangkuk besar opor meledekku dengan tawaan keras.

“Ya.. yah.. yaah... ngejek lagi. Bodo ah...” kataku tak peduli sembari duduk mengamati jam tanganku.

Waktu terus berjalan. Dalam hatiku, ada cemas bersembunyi. Entahlah... aku merasa akan hampa mungkin tanpa Kak Inka lagi di tiap pertemuan – pertemuan kami nanti. Hhh... biarlah waktu yang menjawabnya.

***

Selang beberapa menit, 08.43 Tik..tok.. tik.. tok...

Mendekati saat – saat itu jam dinding terasa sangat jelas mengumandangkan gerakan jarum – jarumnya. Semua bersiap –siap untuk berangkat. Paling tidak, kita punya waktu 15 menit sebelum batas minimum check in. Dalam 15 menit itu aku akan puas memandangi Kak Inka yang sebentar lagi tidak berada di depan pandanganku. Pikirku. Kak Nathan dan Kak Daniel yang sedari tadi menikmati opor ayam dengan lahapnya akhirnya bangun berdiri dan segera ke depan. Yeah, just call for the taxi. Kita butuh tumpangan tentunya. Eh, maksudku bukan kita... koper-kopernya. Hehe... Dari arah gerbang kulihat Kak Logan, David dan Aiden dengan motor yang jadi tunggangan mereka masing-masing. Sepertinya akan banyak hati terluka menyambut kepergian Kak Inka.

Beberapa menit kemudian, sebuah taxi berwarna hijau sudah terparkir di halaman kost tempat tinggal sembari menunggu Kak Inka yang masih berada di dalam. Yah, dia harus berpamitan juga dengan orang – orang yang mengurusi kost itu. Dan sudah kukatakan tadi, akan semakin banyak orang yang akan merindukan kehadirannya. Setelah semuanya, kami beranjak pergi. Aku berada di dalam taxi bersama dengan Kak Inka dan Kak Ergan. Ada tawa dan percakapan yang berusaha aku keluarkan untuk menutupi kesedihanku. Untuk sejenak, itu berhasil tentunya. Tapi aku tidak yakin dengan nanti.

Beberapa menit dalam perjalanan ini, taxi yang kami tumpangi mengantar kami tepat di depan lobi Bandara Adisucipto Yogyakarta. Yah, ini kotaku, kota kami. Welcome to the airport... Deg.. deg.. deg...  ada enggan membiarkan gerakan tanganku untuk membuka pedal pintu taxi. Namun,

“Ayo, kita harus cepat....” Kata Kak Ergan yang sudah berada di dekat bagasi sembari menurunkan koper untuk dibawa masuk. Aku turun bersamaan dengan Kak Inka. Dan kurasa, beberapa orang Kakak dan teman-temanku belum juga tiba di tempat ini. Kulirik jam tanganku, hampir jam 9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun