Mohon tunggu...
Febry Ramadhan
Febry Ramadhan Mohon Tunggu... -

akommrtvi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencari Cahya di Balik Kegelapan

29 Oktober 2014   06:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:20 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Melati adalah seorang wanita yang selalu merasa kesepian di dalam kesehariannya, di kerenakan keluarganya sibuk dengan urusannya masing - masing sehingga melati jarang sekali mendapatkan perhatian dari ke dua orang tuannya. Dan pada akhirnya melati pun Memutuskan bekerja sambil kuliah ya ia melakukan itu untuk mengisi kekosongan yang ada pada dirinya namu ia tetap saja mersakan kesepian dan pada akhirnya ia menemukan seseorang yang menurutnya pantas untuk melengkapi ke kosongan yang ada pada dirinya yaitu Jaka.
Pada awalnya mereka berpacaran melati selalu berpikiran positif bahwa pasangannya itu sangat lah baik dan perhatian ke pada dirinya. Namun semakin lama sikap si jaka perlahan - lahan berubah yang pada awal baik dan perhatian seakan - akan itu semua berbalik. melati pun bingung dengan sikap jaka yang selalu berubah ia selalu memikirkan jaka.
Selepas pulang kuliah melati melanjutkan kegiatannya untuk bekerja dan pada siang hari jaka pun menelphone melati dengan nada yang keras jaka menyuruh melati untuk bertemu dengannya di rumah, awalnya melati menolak ajakannya tersebut namun jaka semakin marah atas penolakannya tersebut.
Mau bagaimana lagi melati pun terpaksa mengentikan pekerjaannya hanya untuk bertemu dengan jaka. Sebelum kerumah, melati hendak membeli makanan ringan untuk jaka dan setelah ia samapai di rumah. Jaka pun memasang wajah yang sangat kesal, makanan yang di bawa maelati hendak di buang ke lantai tidak hanya itu melati pun juga di siksa sebagai pelampisan kekesalannya, yang mealati herankan setelah jaka melakukan tindakan tersebut ia selalu meminta maaf atas perbuatannya tersebut, jaka pun menceritakan semua tentang dirinya mengapa ia tega melakukan tindakan tersebut.
Pada akhirnya mealati memberi kesempatan ke dua untuknya untuk merubah sikap yang ada pada diri jaka, setelah satu minggu kejadian tersebut kembali terjadi lagi. Jaka kesal jika melati berhubungan dengan orang lain bahkan dengan sahabatnya sendiri, jaka pun memberi ancaman ke pada teman - temannya maelati untuk menjahuinya. Saat melati sedang mengobrol dengan sahabatnya jaka menelphone mealati dan  jaka mendengar seseorang selain melati lantas jaka memvonis bahwa melati selingkuh dengan cowo lain jaka sangatlah kesal ia menyuruh putri untuk bertemu dengannya sekarang. Kita melati bertemu jaka, melati menjelaskan bahwa ia hanya mengobrol dengan sahabtanya, jaka pun menepis alasan tersebut ia tetap tidak mempercayai perkataan melati.
Melatipun kembali disiksa, melati bingung harus bagai mana lagi mengahadapi tingkah laku si jaka sehingga ia meminta tolong pada sahabatnya untuk membantu dirinya agar dapat menjauh dari jaka, melati dan sahabatnya mulai membuat rencanya agar melati terbebas dari cengkraman tangan jaka. Rencana itu pun berhasil setelah sekian lama melati tidak lagi di ganggu jaka mungkin karena ia telah putus dengan jaka, entah mengapa melati selalu merasa kasihan oleh jaka mungkin karena kisah jaka saat ia masih kecil sangatlah memperihatinkan, namun apa boleh buat melati tidak kuat dengan apa yang di lakukan jaka ke pada dirinya. Entah mengap ia merasakan bahwa diri selalu di awasi oleh seseorang dari kejahuan tapi melati tidak mau meperdulikannya.
Melati sekarang hidup bahagia dengan teman dan para sahabtnya, ia menemukan cara untuk mengisi kekosongan yang ada pada dirinya dengan cara sering ngumpul bareng dengan teman - temannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun