Akhir-akhir ini media dan jejaring sosial ramai memperbincangkan tentang kisah seorang pembalap muda yang konon katanya sedang berjuang mati-matian masuk ke ajang balap jet darat paling bergengsi di muka bumi.

Di salah satu media online, dana yang dibutuhkan untuk seorang pembalap masuk ke kokpit mobil Formula 1 (itu pun bukan tim sekaliber Ferrari atau McLaren) mencapai Rp. 250 miliar dan belum ada jaminan untuk menjadi juara (atau setidaknya masuk garis finish). Namun, tekad sudah bulat. Demi sebuah gengsi untuk mencantumkan nama di sebuah ajang Formula 1, tindakan 'mengemis' sana-sini dilakukan. Bahkan, sebuah perusahaan BUMN rela merogoh koceknya sampai Rp. 75 miliar untuk satu orang atlet!

Angka tersebut mencengangkan tentunya. Jika dihitung, maka angka tersebut bisa membangun sebuah Gedung Olah Raga lengkap dengan fasilitas di dalamnya. Atau uang tersebut bisa membangun sekolah atlet atau setidaknya membiayai anak-anak remaja Indonesia untuk dididik menjadi atlet. Di mana saat ini masih banyak anak Indonesia yang tidak tersalurkan bakat olahraganya karena kurangnya dana atau tidak ada fasilitas pendukungnya.

Setumpuk uang Rp. 75 miliar juga bisa membiayai 7.500 bulan (atau 625 tahun) gaji seorang atlet yang berpenghasilan Rp. 10 juta/bulan.
Merengek karena obsesi, lalu kemudian Pemerintah malah berfokus pada satu orang yang belum tentu berprestasi di ajang Formula 1, tentunya sebuah tindakan yang salah. Ada puluhan cabang olah raga yang membutuhkan bantuan dana untuk sekedar bertahan dan berhasil dalam sebuah ajang olah raga sekaliber nasional sekali pun.
Jadi, lebih baik si anak perengek berpikir lagi untuk memenuhi hasrat tampil untuk balapan di Formula 1. Berprestasi tidak perlu hanya di sebuah ajang bergengsi. Mengharumkan nama bangsa tidak juga harus menguras uang negara. Contohlah atlet kebanggaan kita lainnya yang berhasil mengharumkan nama bangsa dengan setangkai raket bulutangkis atau sepasang sarung tinju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H