Kenapa ya pemerintahan sekarang sangat tdk peduli dg peternak dan ternak unggas lokal? Padahal komoditas ternak ini bermuara pada sumber daya genetik unggas asli Indonesia. Justru para peternak2 unggas lokal lah yg menyelamatkan dan mengembangkan plasma nutfah ayam & itik negeri ini tanpa ada sentuhan dan kepedulian pemerintah. Kami lah yg bangga dengan pemanfaatan ternak-ternak lokal.
Kontribusi peternak unggas lokal dlm pemenuhan daging nasional juga cukup signifikan, sekitar 11% (di bawah ayah ras dan sapi. Tapi lbh besar dibanding babi, kambing, domba, kerbau dan aneka ternak lainnya).
Dalam menghadapi persaingan pasar bebas Asean, komoditas unggas lokal adalah yg paling potensial dengan source dan niche market nya.
Tapi sekarang kami cuma dianggap sekedar pelengkap bahkan nyaris dianggap tidak ada.
Buktinya, tidak ada program atau kegiatan peternakan yg menyentuh unggas lokal.
Selain itu, seminggu setelah dilantik sebagai Mentan kami sdh menyurati Bapak Amran Sulaiman utk beraudiensi. Jangankan diterima, surat Himpuli sudah 17 bulan sama sekali tidak direspon.
Beda dengan Menteri Pertanian terdahulu. Boengaran Saragih memberikan perhatian melalui kebijakan yg memproteksi usaha ayam lokal. Anton Apriyantono berkali-kali mengundang kami dan selalu hadir dlm setiap acara Himpuli. Demikian juga dengan Suswono. Tidak lama setelah dilantik sbg menteri, yg beliau kunjungi adalah peternakan unggas lokal. Lebih dari itu, berulangkali mau melihat perkembangan usaha peternakan rakyat sektor unggas lokal.
Dana kegiatan untuk pengembangan kelompok peternak unggas lokal di masa tiga Mentan itu cukup lumayan. Demikian pula dengan bantuan untuk kelembagaannya.
Sekarang kami dilepas dan ditelantarkan serta harus bisa bersaing dengan raksasa-raksasa peternakan unggas.
Kami memang tidak pernah teriak atau berdemo seperti peternak komoditas lain. Kami tidak cengeng seperti mereka.
Tapi, Pak Menteri doa orang tertindas atau termarginalkan katanya lebih diijabah.