Mohon tunggu...
Febrizany Sanjung
Febrizany Sanjung Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswi (Ilmuwan)

Mahasiswi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengatasi Resistensi Walang Sangit (Leptocorisa acuta F.) dengan Bioinsektisida

15 Maret 2020   22:39 Diperbarui: 16 Maret 2020   00:00 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Walang sangit (Leptocorisa acuta F.) adalah hama potensial yang pada waktu-waktu tertentu menjadi hama penting tanaman padi dan dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 50%. Karena itu dalam budidaya tanaman padi sering dilakukan pengendalian hama dengan insektisida sintetik.

Namun jika menggunakan insektisida sintetik untuk mengendalikan walang sangit secara terus menerus resistensi akan berkembang. Pemantauan dan pendeteksian resistensi secara dini perlu dilakukan agar status resistensi pada suatu hama dapat diketahui lebih awal, karena hal ini bermanfaat dalam menyusun strategi pengendalian hama untuk menghindari kegagalan pengendalian dan produksi tanaman padi.

Salah satu upaya untuk pengendalian hama resisten adalah dengan penggunaan Bioinsektisida. Beaveria bassiana merupakan Bionsektisida yang dapat mengendalikan walang sangit pada padi. 

Resistensi hama terhadap aplikasi insektisida sintetik ini dapat terjadi karena beberapa faktor:

1. Penggunaan pestisida yang sama secara terus menerus

2. Konsentrasi yang digunakan melampaui dosis anjuran

3. Juga dapat disebabkan karena penyemprotan di lapang tanpa menggunakan Agristik, sehingga memudahkan insektisida tercuci, ketika hujan. 

Hal ini akan berdampak semakin cepat terjadinya seleksi terhadap serangga yang rentan sehingga pada populasi berikutnya akan didominasi oleh serangga yang tahan (resisten) terhadap insektisida dan membentuk keturunan yang juga resisten terhadap insektisida tersebut.

Ketahanan serangga terhadap insektisida sintetik dapat dipatahkan dengan menggunakan Bioinsektisida (Beaveria bassiana). Hal ini dimungkinkan oleh perbedaan mekanisme kerja dari dua insektisida tersebut. Jenis bahan aktif insektisida sintetik mempunyai cara kerja yang terbatas dalam meracuni serangga yaitu kontak dan sistemik. 

Insektisida Beaveria bassiana memiliki cara kerja membunuh dengan cara yang lebih kompleks. Beaveria bassiana masuk ke tubuh serangga inang melalui kulit, saluran pencernaan, spirakel dan lubang lainnya.

Proses selanjutnya, jamur akan bereproduksi di dalam tubuh inang. Jamur akan berkembang dalam tubuh inang dan menyerang seluruh jaringan tubuh, sehingga serangga mati.

Oleh: Febrizany Sanjung (E1J017005)

PS Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun