Mohon tunggu...
febri yanto
febri yanto Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manifestasi Khusyu dalam Perilaku Sehari-hari

23 Agustus 2020   00:47 Diperbarui: 23 Agustus 2020   01:42 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum wr.wb

     Secara etimolog, kata khusyu beasal dari kata kasya'a-yakhsya'u-khustuu'an (khusyu) yang berarti merndah, tekun, tunduk. Dalam Al Qur'an terdapat beberapa ayat yang menu8njukkan arti tersebut, diantaranya :

surat Thaaha:108 (......dan merendahlah semua suara kepada Allah swt, ......) surat Al Mu'minuun:2 (yaitu mereka yang khusyu "tekun dan tunduk" dalam shalatnya) Surat asy Syuura: 45 (Dan kami akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena "merasa" hina.....)

Secara terminolog dapat kita ikuti keterangan Prof. Dr. T. M. Hasbi Asy Shiddieqy dalam bukunya pedoman shalat, yang diambil dari beberapa pendapat pada ulama yaitu :

  1. Kata setengah ulama : "Khusyu adalah memejamkan mata (penglihatan) dan merendahkan suara".
  2. Kata Ali ibn Abi Thalib ra : "Khusyu ialah tiada berpaling dengan ke kanan dan tidak berpaling ke kiri dalam shalat".
  3. Kata Amru ibnu Dinar : "Khusyu ialah terang dan bagus kelakuan".
  4. Kata ibnu Sirih : "Khusyu ialah tiada mengangkat pandangan dari tempat sujud".
  5. Kata ibnu Jabir : "Kusyu adalah tetap mengarahkan fikiran kepada shalat sehingga tidak tahu sebelah kanan dan sebelah kiri".
  6. Kata Atha : "Khusyu ialah tiada mempermain-mainkan tangan, tiada memegang-megang badan dalam shalat".

Dari berbagai batasan tentang khusyu tersebut di simpulkan, khusyu adalah tunduk dan tawadhu serta berketenangan hati dan segala anggota kepada Allah swt.

Menurut Ahli Tafsir dan Jumhur Ulama :

Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam tafsirnya Shafwaatut Tafaasiir menafsirkan fiman Allah surat Al Mu minuun: 1-2. Sungguh telah nyata keberuntungan dan kemenangan bagi orang beriman disebabkan iman dan amal salihnya, seperti halnya Ibnu Abbas, beliau mengartikan khusyu dengan takut dan Tamakninah ke hadirat Allah swt dengan menghilangkan kesombongan hati.

Sedangkan Ustadz Ahmad Musthafa Al Maraghi dalam tafsirnya Al Maraghi menerangkan bahwa khusyu dalam shalat berarti mengisi aktivitas shalat dengan : mentadaburkan (memahami) bacaan, mengingat Allah swt.

dan takut ancaman-Nya, mohon keselamatan kepada Allah swt. selanjutnya beliau menegaskan bahwa shalat yang dikerjakan tidak khusyu maka shalatnya tidak mempunyai bekas apa-apa bagi yang melakukannya.

Jumhur Ulama berpendapat bahwa khusu bukan sebagai syarat sahnya shalat, akan tetapi merupakan kualitas ibadah seorang, kekhusyuan sangat menentukan berapa nilai ibadah dan sebagai ukuran untuk memperoleh keridhaan Allah swt.

Oleh karena itu, maka kekhusyuan dalam shalat merupakan salah satu syarat untuk memperoleh keberuntungan dan kemenangan (Al Mu'minuun : 1-2), menjadi salah satu orang mukmin yang sejati (An naml: 3).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun