Mohon tunggu...
Febriyani Irenne
Febriyani Irenne Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hai

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buruh yang Tangguh

8 Juni 2024   21:35 Diperbarui: 8 Juni 2024   21:35 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau pikul matahari di pundakmu,

Lalu kau ke dalam gubukmu,

Agar ada sinar menyinari di dalamnya,

Dan di luar sana kau masih mengumpulkan sisa makan pagi.

Waktunya habis digadai,

Sekujur badan pun lunglai,

Target tak sampai-sampai,

Sibuk tak pernah selesai.

Kau banting tulang, demi mengais asa,

Asamu yang tertinggal di gubuk itu,

Menapaki hari tak berkeluh- kesah,

Meski keringat telah bercucuran membentuk pulau-pulau pengharapanmu.

Menabung sabar & syukur,

Mendermakan waktu & umur,

Adalah mengolah tanah subur & menanam jiwa yang luhur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun