Tentu saja dalam mendiagnosa pasien terkena PPOK atau ASMA membutuhkan pehaman dan tes yang lebih mendalam, diantaranya cek jumlah eusinofil, FEV1/FVC, dan lain sebagainya. Segera ke dokter apabila mengalami keluhan-keluhan yang sudah disebutkan diatas.Â
Ingat jangan mendiagnosa sendiri penyakit yang diderita tanpa konsultasi ke dokter.
Untuk pengobatan utamanya pun berbeda antara PPOK dan ASMA. Hal yang perlu diperhatikan apabila pasien sudah mendaptkan pengobatan seperti alat hisap (inhaler) dalam menangani keluhannya, alangkah baiknya diperhatikan cara penggunaannya dan setelah penggunaanya.
Apabila kurang paham penggunaan alat hisapnya segera bertanya pada petugas kesehatan, karena banyak sekali macam-macam inhaler. Pastikan obat yang terdapat pada inhaler ini masuk semua, karena bulir-bulir nya sangat halus sekali. Setelah penggunaanya juga pastikan steril kembali, bisa di lap dengan tisue maupun di rendam air hangat.
Penggunaan inhaler yang tidak benar juga menyebabkan perburukan penyakit.
Sumber :
kemkes.go.id
rspb.id
Dr. Eric Daniel Tenda, SpPD, DIC, PhD, FINASIM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H