Jangan sepelekan ide yang melintas begitu saja di pikiran anda, bisa jadi itu adalah salah satu senjata anda untuk membuat sebuah tulisan. Menulis bukan perkara gampang, karena ide tidak langsung muncul begitu saja seperti air hujan yang terus menghujam ke tanah. Ide menulis seperti ombak, mereka datang silih berganti, kita tak pernah tau ombak mana yang bisa kita ingat karena begitu banyak ombak yang datang ke tepi pantai. Begitu juga dengan ide, mereka datang silih berganti, kita takkan bisa mengingat ide-ide itu kalau tidak segera kita tuliskan.
Dalam satu hari, puluhan ide bisa muncul dalam benak kita. Ketika anda sedang membaca tulisan ini pun, sebenarnya anda sambil memikirkan suatu hal. Kita tidak tau apakah satu jam dari sekarang anda masih bisa mengingatnya atau tidak. Tapi yang pasti, hal sepele pun bisa kita angkat menjadi sebuah tulisan. Terlepas dari baik buruknya tulisan yang kita buat, biar pembaca yang menilai.
Sebagai penulis pemula, awalnya saya ragu-ragu dalam memulai menulis. Pikir saya, menulis harus membutuhkan otak yang brilian, kemampuan berbahasa yang tinggi. Tapi itu hanyalah sebuah bayangan yang tak beralasan, toh kita belum pernah mencobanya. Saya masih ingat betul apa yang dikatakan teman saya yang hobi menulis, “gerakkan dulu saja jari-jarimu, tulis semua yang ada dikepalamu, jangan batasi jarimu mengeksploitasi tombol keyboard”.
So, tunggu apa lagi untuk memulai menulis? Jangan biarkan ide-ide liarmu terkurung dalam sempitnya ruang gerak. Mereka butuh ruang lepas untuk mendapatkan apresiasi dari dunia luar. Tidak ada hal yang sia-sia jika kita melakukannya dengan sepenuh hati. Ketekunan akan membuahkan hasilnya kelak. Lagi pula, menulis memiliki sisi positif bagi perkembangan otak kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H