Mohon tunggu...
Febri surya
Febri surya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

🏴‍☠️

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nyampah? Sampai Kapan?

12 Maret 2021   20:23 Diperbarui: 12 Maret 2021   20:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah sampah di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya tak kunjung menemukan penyelesaian. Masalah ini pun sudah menjadi masalah klasik. Karena kian hari jumlah atau timbunan sampah semakin bertambah, hal ini pun sulit untuk dihindarkan karena benda yang sehari hari kita pakai mau tidak mau  akan berakhir menjadi sampah.

Meskipun pemerintah kita sudah menerapkan kebijakan kebijakan yang menjurus kepada pengurangan sampah seperti reuse, recycle dan reduce , tetapi tetap saja sampah tidak akan pernah ada habisnya.

Bahkan Indonesia termasuk negara terbesar kedua di dunia penyumbang sampah plastik ke lautan. Berdasarkan data Jambeck tahun 2015,indonesia merupakan penghasil sampah pelastik ke laut yang mencapai angka 187,2 ton setelah Cina yang mencapai 262,9 ton.

Sungguh mencengangkan bukan? Dampak dari sampah juga bisa membuat sebuah negara menjadi kumuh, dan tingkat Kesehatan nya menjadi rendah, karena bisa dibayangkan seberapa kotornya sampah sampah itu dan berapa banyak bakteri didalamnya.

Maka dari itu sebaiknya dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu dengan cara memperkecil atau mengurangi penggunaan barang barang yang bersifat sementara, seperti kantong plastik sekali pakai,atau wadah wadah makanan berbahan plastik. dengan menggunakan barang yang bisa dipakai berulang kali, maka sedikitnya kita tidak banyak ikut menyumbang sampah.

Dan juga Kita harus terus mensosialisasikan kepada masyarakat luas maupun dalam sekala kecil dengan contoh mengingatkan kerabat atau keluarga dengan tidak membuang sampah sembarangan, karena seperti yang kita dapat lihat masyarakat Indonesia masih sangat minim kesadaran akan menjaga lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun