Mohon tunggu...
Febri Rahayu Eftiah Sari
Febri Rahayu Eftiah Sari Mohon Tunggu... -

I love reading a book,crocheting, and growing succulents

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Resensi Buku

11 November 2015   04:59 Diperbarui: 11 November 2015   06:42 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JUDUL BUKU          : THE POWER OF HABIT (DAHSYATNYA KEBIASAAN)

PENGARANG          : CHARLES DUHIGG

PENERJEMAH        : DAMARING TYAS WULANDARI PALAR

PENERBIT                : KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA

CETAKAN KE-         : 3 (DESEMBER 2013)

TAHUN TERBIT       : 2012

UKURAN BUKU      : 15 X 23 CM

TEBAL BUKU           : XX + 371 HALAMAN

ISBN                        : 978-979-91-0565-3

 

Buku ini merupakan buku terjemahan yang mengulas tentang rahasia keberhasilan melalui kebiasaan. Charles Duhigg yang seorang reporter investigasi New York Times, menulis buku tersebut yang isinya berupa hasil reportase yang didasarkan pada ratusan wawancara, ribuan makalah dan penelitian. Buku ini terbagi menjadi sembilan bab yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Bab pertama dalam buku ini menerangkan bagaimana kebiasaan bekerja yang salah satunya dicontohkan oleh pria separuh baya yang menderita ensefalitis viral, penyakit akibat sejenis virus yang relatif tidak berbahaya, tapi dalam kasus-kasus langka, virus itu bisa masuk ke otak salah satunya yang dialami oleh Eugene Pauly, akibatnya dia tidak ingat peristiwa yang baru saja terjadi, letak benda bahkan nama teman dan anaknya sendiri.

Walaupun demikian, dia mampu menemukan jalan pulang ke rumahnya maupun letak dapur di rumahnya, padahal saat ditanya dimana letak dapur dia sama sekali tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena kebiasaan. Kebiasaan menurut para ilmuwan, muncul karena otak terus - menerus mencari cara untuk menghemat upaya. Bila dibiarkan saja, otak akan mencoba menjadikan nyaris setiap rutinitas sebagai suatu kebiasaan, sebab kebiasaan memungkinkan benak kita lebih sering bersantai. Otak yang efisien memungkinkan kita berhenti terus-menerus memikirkan perilaku dasar (misalnya berjalan dan memilih makanan), sehingga kita bisa menggunakan energi mental untuk menemukan tombak, sistem irigasi, bahkan pesawat terbang.

Bab kedua dalam buku ini bercerita bagaimana menciptakan kebiasaan baru, bagaimana Pepsodent mampu mengungguli berbagai macam pasta gigi pada saat itu, bagaimana Febreze mampu mendombrak penjualan di antara berbagai macam produk pewangi saingannya. Dan semua itu digerakkan oleh kegiatan mengidam. Di bab ketiga kita disuguhkan oleh penjelasan mengapa perubahan bisa terjadi, salah satu kisah yang mewarnai bab ini adalah Tony Dungy, seorang pelatih football profesional dengan pernyataan emasnya bahwa juara tidak melakukan hal-hal yang luar biasa. Mereka melakukan hal-hal biasa, hanya saja tanpa berpikir, sedemikian cepat sehingga tim lawan tidak sempat bereaksi, mereka mengikuti kebiasaan – kebiasaan yang mereka telah pelajari.

Selanjutnya di bab empat kebiasaan mana yang paling berarti, di bab ini kita akan menemukan jawaban bagaimana O’Neill mampu menjadikan salah satu perusahaan paling besar, paling membosankan, dan paling berpotensi berbahaya menjadi mesin laba dan benteng keselamatan. Salah satu rahasianya adalah dia sangat percaya pada daftar. Ketika kekuatan tekad menjadi otomatis adalah tema yang dijabarkan dalam bab lima. Kebiasaan kunci yang paling penting bagi keberhasilan individual adalah kekuatan tekad yang besar. Di bab enam, kita dapat mengetahui bagaimana para pemimpin menciptakan kebiasaan melalui ketidaksengajaan dan kesengajaan, dan tiga bab selanjutnya berturut – turut menceritakan ketika perusahaan memanipulasi kebiasaan, bagaimana pergerakan terjadi, serta apakah kita bertanggung jawab atas kebiasaan kita?

Segala macam penjelasan dari pertanyaan di atas diterangkan secara panjang lebar di buku ini disertai penjelasan ilmiahnya (sangat cocok bagi pembaca yang kritis, yang mencari alasan di balik suatu masalah dan mengaitkannya dengan sains). Bahasa yang digunakan dalam buku terjemahan ini memang tidak terlalu ringan. Pembaca yang kurang tertarik dengan penjelasan ilmiah akan segera jenuh dan kurang dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Walaupun demikian, buku ini layak untuk dibaca, karena disertai gambar – gambar yang memudahkan pembaca untuk lebih memahami isi bacaan dalam buku tersebut. Kelebihan lain dari buku ini adalah kisah kehidupan pelakunya yang digambarkan secara detail, Charles Duhigg benar – benar pro dalam mengumpulkan sumber yang memudahkan pembaca untuk mengetahui kebiasaan para tokoh dalam buku ini secara rinci sehingga dapat menginspirasi pembaca yang menginginkan untuk merubah kebiasaan buruknya dan melatih kebiasaan – kebiasaan yang mendukung tercapainya kesuksesan.

 

 

Oleh: Febri RES

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun