Mohon tunggu...
Iqbal Albuhori
Iqbal Albuhori Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN RADEN FATAH PALEMBANG

Saya adalah seorang penulis yang bersemangat dalam mengeksplorasi berbagai topik, mulai dari sejarah Indonesia hingga teknologi modern. Dengan latar belakang yang kuat dalam ilmu politik dan studi sosial, saya berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam dan analisis yang tajam dalam setiap artikel yang saya tulis. Selain itu, saya juga tertarik pada topik-topik keagamaan, seperti tafakkur dan aspek-aspek kehidupan. Melalui tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasib Joni Pemanjat Tiang Bendera: Dari Pahlawan Viral Hingga Dilupakan

16 Agustus 2024   02:08 Diperbarui: 16 Agustus 2024   02:24 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2018, Yohanes Gama Marchal Lau, yang lebih dikenal sebagai Joni, menjadi pahlawan nasional setelah aksinya memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali yang putus saat upacara Hari Kemerdekaan di Nusa Tenggara Timur. Aksi heroiknya ini membuat Joni viral dan mengantarkannya bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Saat itu, Jokowi menjanjikan bahwa Joni akan diterima menjadi prajurit TNI.

Namun, enam tahun kemudian, nasib Joni tidak seindah yang dijanjikan. Ketika mengikuti seleksi masuk TNI pada tahun 2024, Joni gagal karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat minimum yang ditetapkan, yaitu 160 cm untuk daerah tertinggal seperti NTT, sementara tinggi Joni hanya 157 cm. Kegagalan ini membuat Joni menagih janji yang pernah diucapkan oleh Presiden Jokowi.

Menanggapi hal ini, Presiden Jokowi tampak lupa akan sosok Joni dan menyatakan bahwa semua hal memiliki mekanisme dan aturan masing-masing. Jokowi juga meminta wartawan untuk bertanya langsung kepada Panglima TNI yang bertanggung jawab atas seleksi tersebut.

Meskipun demikian, TNI memberikan kesempatan kepada Joni untuk mengikuti rangkaian tes lainnya, termasuk tes kesehatan, postur, jasmani, akademik, dan psikotes. Piagam penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud yang diterima Joni berkat aksi heroiknya juga akan menjadi bahan pertimbangan dalam seleksi tersebut.

Kisah Joni mengingatkan kita bahwa janji-janji yang diberikan oleh pemimpin harus diikuti dengan tindakan nyata. Meskipun Joni tidak berhasil masuk TNI, semangat dan keberaniannya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun