Mohon tunggu...
Febrina Sundari
Febrina Sundari Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswi Universitas Pamulang

Finance Major

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Manajemen Risiko dalam Trading Saham untuk Pemula

15 Desember 2022   15:48 Diperbarui: 15 Desember 2022   15:50 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manajemen Risiko Trading. Credit By : Febrina Sundari

Ketika trading, kita tentu tidak bisa menghindari kemunculan risiko yang bisa saja merugikan kita.

Oleh karena itu, mengingat ini adalah hal yang pasti dan tidak bisa dihindari, kita harus membuat manajemen risiko trading agar nantinya kita bisa menentukan kapan harus cut loss dan kapan waktunya kita bisa tetap lanjut.

Tapi, sebelumnya, kita tentu harus tahu jenis-jenis risiko trading yang akan kita alami nantinya. Dari beberapa sumber, risiko trading tersebut di antaranya adalah :

Risiko fluktuasi, yang merupakan kerugian yang muncul karena turunnya harga saham di pasar sekunder akibat faktor mikro seperti misalnya sektor bisnis yang memang sedang tidak diminati pasar, suspend, atau masalah internal perusahaan atau pun makro seperti misalnya kondisi perekonomian di Indonesia yang memang sedang buruk. Biar begitu, risiko ini biasanya bersifat sementara.

Risiko likuiditas saham, yang merupakan kerugian yang akan dialami oleh trader ketika saham tersebut tidak memiliki transaksi yang memadai di pasar sekunder. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa hal, misalnya kinerja perusahana yang buruk, kepercayaan pasar yang hilang, dan sebagainya. Jika ini terjadi, maka harga saham akan jatuh bahkan sampai nilainya bisa lebih rendah dari harga terendah yang diizinkan di pasar saham.

Capital Loss, yang merupakan keadaan di mana kita harus menghadapi harga jual saham yang lebih rendah dibandingkan harga beli.

Risiko perusahaan bangkrut, yang mana sebenarnya sangat jarang terjadi tapi tentunya tidak bisa kita lupakan begitu saja keberadaannya. Jika risiko ini terjadi, maka semua aset milik kita akan menghilang begitu saja. Oleh karena itu, penting untuk kita melakukan analisis terkait perusahaan sebelum melakukan trading.

Definisi Manajemen Risiko

Manajemen risiko sendiri adalah pendekatan sistematis yang dilakukan oleh trader agar bisa menemukan dan memperlakukan risiko trading yang pasti akan dialami suatu saat nanti.

Dalam trading, manajemen risiko trading juga didefinisikan sebagai sebuah langkah yang diambil oleh trader yang mengalami risiko trading, yang tentunya secara 100% berada di bawah kontrol masing-masing trader.

Saat menentukan manajemen risiko, trader harus benar-benar mempertimbangkan secara menyeluruh tentang kondisi-kondisi internal maupun eksternal dalam dirinya, dan tidak menggantungkan diri pada orang lain saat membuat manajemen risiko trading.

Nah, untuk menghadapi risiko tersebut di atas, tentu kita harus membuat sebuah manajemen dengan standar yang disesuaikan dengan keadaan kita.

Hal yang Harus Diperhatikan dalam Manajemen Risiko Trading

Manajemen risiko yaitu salah satu pilar paling penting dalam trading forex. Seorang trader harus memikirkan hal ini sebelum memulainya. Hal ini bukanlah soal berapa keuntungan yang bisa Anda capai, namun berapa lama Anda mampu bertahan di pasar forex yang sangat kompetitif.

Seringkali kita melihat contoh kasus di mana seorang trader yang memiliki strategi trading yang bagus. Meskipun begitu, transaksi yang ia lakukan bukannya untung, namun merugi. Hal ini hanya bisa terjadi apabila seorang trader memiliki pengelolaan uang yang buruk. Contoh yang seringkali terjadi yaitu Tidak memasang Stop Loss, Stop Loss terlalu kecil, sehingga mudah terkena sebelum harga berbalik arah sesuai dengan perkiraan awal trader. Dan Stop Loss terus ia perlebar dengan harapan trend akan berbalik arah sesuai perkiraan awal trader.

Manajemen risiko adalah pengelolaan risiko yang melekat dalam trading dengan mengidentifikasi risiko-risiko ini, menilai mereka dan mengetahui bagaimana cara mengendalikan mereka. Anda tidak dapat mengendalikan berapa banyak anda mendapat keuntungan pada setiap trading, tetapi anda dapat mengendalikan seberapa besar yang mungkin anda hilangkan. Manajemen risiko yang buruk adalah satu dari alasan utama mengapa trader mengalami kegagalan. Mengelola eksposur risiko, dengan mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, akan membantu anda untuk mencegah penurunan yang terlalu dalam atau kehilangan kapital trading yang anda miliki. Terdapat beragam potensi risiko yang perlu anda pertimbangkan.

Manajemen risiko yang baik adalah kunci dari mempertahankan kapital dan memerlukan pemikiran mengenai seberapa besar dana yang akan digunakan, seberapa besar yang akan berisiko bagi setiap trade, berapa trade yang dibuat per hari, per minggu dan per bulan dan level stop mana yang akan digunakan bagi setiap tipe setup yang anda miliki. Termasuk di dalam manajemen risiko yang baik adalah persyaratan rasio perbandingan perolehan / risiko yang diperlukan, bagaimana melaksanakan manajemen keuangan, bagaimana menggunakan portofolio yang seimbang dan bagaimana untuk bersikap secara korelatif diantara trade-trade yang sedang terbuka. Trader-Trader yang melakukan manajemen risiko dengan baik juga mempertimbangkan: batasan kerugian per hari, minggu atau bulan, bagaimana menghitung ekspektasi akan strategi trading secara keseluruhan dan bagaimana menghindari risiko kehancuran.

Belum selesai sampai di sini, ada beberapa hal yang harus diketahui oleh para trader dalam mengelola risiko trading saham, di antaranya adalah :

Realisasikan Keuntungan, Terdapat banyak teknik dalam merealisasikan sebuah keuntungan, semuanya tergantung pada jenis trader yang diinginkan. Tapi, dari banyaknya jenis tersebut, trader bisa memilih untuk menjadi seorang trend followers atau swinger.

Menjadi trend followers artinya trader akan membiarkan keuntungan yang akan di dapat terakumulasi selama tidak ada pembalikan arah tren.

Misalnya, trader membeli sebuah saham dengan harga Rp 100, kemudian saham tersebut mengalami kenaikan harga sampai menyentuh titik Rp 150.

Trader tidak perlu menjualnya walaupun kondisinya untung, asalkan tidak menyentuh titik stop loss yang sudah ditentukan.

Sementara menjadi swinger, trader akan membiarkan saham yang naik untuk beberapa hari atau minggu, lalu kemudian akan dijual ketika harganya sudah mencapai nilai yang paling tinggi.

Menghindari Rasio Risk atau Reward, Hindari menggunakan insting untuk membuat sebuah keputusan. Trading tidak sama seperti judi. Segala keputusannya dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap harga tersebut. Adapun, ada dua cara pendekatan analisis yang bisa dilakukan oleh trader, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.

Sedangkan Cicil Saham, Membeli saham dengan cara berkala dapat dilihat sebagai salah satu manajemen risiko dalam trading saham.

Artinya, trader tidak langsung membeli saham dengan nilai 100% tetapi secara berkala, misalnya 15%, kemudian 20%, dan seterusnya hingga 100%, setiap ada konfirmasi harga.

Strategi Manajemen Risiko Dalam Posisi Merugi

Setelah kita menetapkan batasan risiko yang dapat kita ambil setiap kali transaksi, pada bagian berikutnya mari kita bahas strategi yang dapat diterapkan ketika kita menghadapi situasi dimana posisi yang kita ambil mengalami kerugian atau floating loss.

Dalam transaksi forex memang tidak bisa dipungkiri ada kalanya harga bergerak tidak mengikuti analisis yang kita lakukan, berikut strategi yang bisa Anda pilih untuk menghadapinya.

Pertama, Strategi Bertahan. Dalam strategi bertahan, artinya Anda membiarkan posisi transaksi yang miliki sedang merugi tanpa melakukan tindakan apa-apa. Hal ini dapat Anda lakukan bila Anda memiliki Ekuitas yang besar. Karena sebetulnya tidak ada yang dapat mengetahui seberapa besar dan seberapa lama kita akan mengalami potensi kerugian ini.

Strategi ini didasarkan pada asumsi bahwa seberapapun jatuh suatu harga bergerak, pada suatu saat akan kembali ke harga di mana kita mengambil posisi transaksi. Jangan mencoba menggunakan strategi ini jika uang yang Anda miliki sangat terbatas. Banyak sekali trader yang mengalami kebangkrutan karena menggunakan strategi ini. Lebih baik bila kita menerima kekalahan dan mencoba mengambil posisi transaksi yang baru.

Kedua, Stop Loss atau Cut Loss. Strategi Stop Loss ini berarti menerima kekalahan dalam batas tertentu. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahkan sebelum trader memulai trading pun sebaiknya menentukan batas risiko yang bisa diterimanya.

Dengan menetapkan titik stop loss, maka ketika harga bergerak beberapa akan berlawanan arah dengan posisi yang kita ambil, maka kita dengan sigap menutup posisi tersebut dan menerima kekalahan.

Ketiga, Stop Loss And Switch. Strategi Stop Loss And Switch atau juga kita kenal sebagai Cut and Switch, yaitu strategi untuk menerima kekalahan sekaligus untuk membuka posisi transaksi yang baru. Strategi ini kita lakukan dengan harapan untuk bisa mendapatkan profit yang bisa menutup kerugian yang kita alami sebelumnya.

Keempat, Hedging. Strategi Hedging adalah sebuah teknik yang biasa trader gunakan untuk meminimalisir kerugian. Strategi Hedging merupakan strategi kuncian, yaitu bila harga bergerak berlawanan arah dengan posisi yang kita miliki, maka kita akan segera membuka posisi baru yang berlawanan dengan posisi awal, tanpa menutup transaksi yang kita lakukan sebelumnya.

Jika kita pertama kali memiliki posisi buy, maka kita akan melakukan transaksi sell yang baru tanpa menutup posisi buy yang kita miliki. Trader dapat mengulangi langkah hedging sampai risiko dapat ia tekan. Akan tetapi strategi ini haruslah dilakukan oleh trader profesional. Lebih mudah jika Anda menerima kerugian dan mencoba mencari keuntungan dari transaksi selanjutnya.

Kelima, Average. Strategi Average atau Averaging adalah melakukan transaksi baru yang sama persis dengan transaksi lama. Strategi ini cukup sederhana, yaitu trader hanya perlu menambahkan posisinya dengan tujuan mendapatkan keuntungan lebih. Secara umum ada 2 jenis strategi Averaging yaitu Averaging Down adalah trader menambah posisinya saat harga bergerak berlawanan arah dengan prediksi awal. Sedangkan Averaging Up adalah trader menambah posisinya di harga yang lebih tinggi, saat harga bergerak naik.

Khususnya dalam strategi Averaging Down, Strategi ini membutuhkan ekuitas yang cukup kuat karena tidak seorang pun tahu sampai kapan harga akan berlawanan arah dengan posisi yang kita miliki. Strategi ini bisa mendatangkan keuntungan yang sangat besar bila pada akhirnya harga benar-benar berbalik arah sesuai prediksi analisis kita.

Pentingnya Manajemen Risiko Dalam Trading Forex

Itulah strategi manajemen risiko yang dapat Anda gunakan. Strategi ini dapat Anda lakukan meskipun Anda belum memulai trading forex, maupun saat Anda telah berada di dalam posisi tersesat saat melakukan trading forex.

Dengan memahami berbagai teknik atau strategi yang dapat Anda lakukan dalam menjalankan aktivitas trading, semoga dapat memberi manfaat bagi keseharian Anda menjalankan trading forex.

Sampai jumpa di artikel selanjutnya!:)x

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun