Pernahkah kamu merasa ingin membeli sesuatu hanya untuk menghilangkan rasa sedih atau bosan, meski sebenarnya tidak terlalu membutuhkannya? Jika iya, maka kamu mungkin sedang mengalami yang namanya doom spending.Â
Yuk, kita bahas lebih dalam tentang apa itu doom spending dan bagaimana cara mengatasinya.
Apa Itu Doom Spending?
Doom spending adalah kebiasaan berbelanja berlebihan tanpa memikirkan dampak jangka panjang pada keuangan. Gen Z dan Millennial sering kali menjadi korban karena kemudahan berbelanja di online shop, terutama dengan opsi pembayaran seperti paylater atau pinjaman online (pinjol). Alih-alih mengelola uang dengan bijak, doom spending bikin kita merasa puas sesaat, namun bisa menyebabkan keuangan berantakan.
Kenapa Doom Spending Sedang Meningkat?
Saat ini, doom spending semakin marak karena teknologi yang memudahkan kita berbelanja kapan saja. E-commerce bisa diakses dengan mudah lewat smartphone, sehingga dalam hitungan detik kita bisa membeli apa pun yang diinginkan. Ditambah lagi, adanya fasilitas pembayaran seperti paylater atau pinjaman online (pinjol) yang memungkinkan kita membeli barang sekarang dan membayarnya nanti.Â
Menurut survei Credit Karma, ada banyak anak muda, terutama generasi milenial dan Gen Z yang terjebak dalam perangkap doom spending. Kenapa? Mungkin karena mereka sedang mencari kepuasan untuk menghilangkan stres atau rasa tak puas pada hidup. Atau bisa juga karena pengaruh teman-teman yang sering pamer barang baru di media sosial.
Intinya, kemudahan akses ke belanja online dan tekanan sosial membuat kita jadi gampang tergoda buat belanja. Padahal, belanja bukan solusinya. Kita perlu belajar cara mengelola keuangan dengan lebih bijak agar nggak kejebak dalam lingkaran utang yang nggak ada ujungnya.
Bagaimana Cara Stop Doom Spending?
Untuk menghentikan doom spending, kamu perlu kesadaran akan kebiasaan belanja dan disiplin dalam mengatur keuangan. Berikut adalah 3 tips yang bisa kamu coba:
1. Gunakan Anggaran: Mulai dari sekarang, biasakan untuk membuat anggaran. Dengan anggaran, kamu bisa lebih mudah mengatur pengeluaran dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Misalnya, kamu bisa menggunakan aturan 50/30/20. 50% gaji untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi.
2. Batasi Waktu Memakai Ponsel: Notifikasi belanja online, iklan produk baru, dan konten menarik di media sosial bisa memicu keinginan untuk berbelanja. Untuk mengurangi godaan ini, coba batasi penggunaan gadget, terutama saat sedang merasa bosan atau stres.
3. Lakukan Kegiatan yang Menyenangkan Tanpa Harus Belanja: Carilah kegiatan lain yang bisa membuatmu bahagia tanpa harus mengeluarkan uang, seperti berolahraga, membaca buku, atau menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga.