Sebagai orang yang lahir dan besar di Jawa, Pak Hary menganut filosofi jawa, yakni "Hamemayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara". Secara harfiah kalimat ini berarti memelihara keindahan dan keselamatan, kesejahteraan hidup di dunia dan memberantas sifat angkara murka, keserakahan dan ketamakan.Â
Hal ini juga meruapakan pengejawantahan ajaran keutamaan hidup (piwulang kautaman ing urip) yang mengajarkan satu kesatuan antara hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia sebagai satu entitas yang utuh. Atau juga bisa kita sebut sebagai integrasi interkoneksi yang menyatukan anatara agama, keilmuan, dan kemanusiaan dalam satu koridor sebagai satu kesatuan yang utuh. Tidak adalagi dikotomi diatara ketiganya.
Dalam agama samawi, masayarakat meyakini bahwa tujuan diciptakannya manusia adalah untuk memelihara alam. Begitu halnya dengan Pak Hary dan masyarakat lain yang tinggal di lereng Merapi yang sangat menjaga kelestarian alam di sana. Mereka telah lama hidup berdampingan dengan alam secara harmonis sehingga mampu memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan.Â
Bagi masyarakat lokal, Desa merupakan tempat tinggal mereka sejak lahir dan tumbuh berkembang. Desa juga merupakan tempat dari leluhur mereka menjalani kehidupan. Orang-orang desa cenderung tidak suka hidup berpindah, lanataran sudah melekat pada diri mereka desa tempat kelahiran mereka.
Salah satu keunikan masyarakat lokal ialah hidup dengan keyakinan dan ketenangan pada hatinya, sehingga hidupnya tidak diliputi perasaan was was. Kesederhanaan yang dimiliki oleh masyarakat lokal inilah yang membuat mereka mampu hidup berdampingan dengan alam secara harmonis.Â
Bagi Pak Hary sendiri selain menjaga keasrian lingkungannya, meditasi merupakan jalan terbaik untuk menjaga fikiran-nya dari segala distraksi yang mungkin saja terjadi. Pak Hary memilih menyibukkan diri, mengasah fokusnya untuk merakit motor di garasi kecilnya.
Dalam menjalankan Cafenya ini Pak Hary juga dibantu oleh Puteranya, Mas Anton. Mas Anton ini merupakan marketing yang menggerakkan usaha Cafe ini. Â Singkatnya Mas Anton menjalaskan mengenai cara merespon perilaku konsumen. Seperti yang kita tahu bahwa setiap konsumen yang datang memiliki karakter yang berbeda-beda.Â
Maka dari itu agar dapat membangun engagement yang baik dengan pelanggan hal pertama yang harus dilakukan yaitu mengontorol emosi kita dalam menghadapi konsumen. Seberapa buruk suasana hati kita, saat bertemu konsumen kita harus ramah. Yang kedua, yakni memberikan edukasi pada konsumen menegani kopi yang mereka jual. Yang terakhir yakni, menjaga kepuasan konsumen agar menjadi pelanggan setia.
Tidak hanya sampai disitu, Keluarga ini juga mengajarkan kita bahwa dalam setiap harta yang kita miliki terdapat hak orang lain. Berbagi adalah hal yang tidak akan membuat kita rugi dalam berwirausaha. Kita tidak akan kehilangan ketika kita berbagi. Tuhan pasti akan memberikan lebih dari yang telah kita beri pada orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H