Mohon tunggu...
Febrilia Akika Sari
Febrilia Akika Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Hello, how are you doing today? Hope you are doing well.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Zona Nyaman, Haruskah Kita Keluar?

12 Maret 2021   23:35 Diperbarui: 23 September 2023   21:56 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai, pasti kalian udah gak asing lagi dong sama istilah yang satu ini? Yup, zona nyaman. Istilah yang begitu familiar di telinga masyarakat apalagi di kalangan muda-mudi. Istilah zona nyaman ini terus melejit. Dan sering digunakan dalam kutipan motivasi bahkan juga dalam lirik lagu indie.

Belakangan ini banyak sekali yang berpendapat bahwa kalau mau berkembang dan sukses kita harus berani keluar dari zona nyaman. 

Kita harus berani untuk mengeksplor hal baru yang belum sekalipun kita jamah sebelumnya. Kita tidak boleh berlama-lama hidup dalam zona nyaman yang pasif dan itu-itu saja. Zona nyaman yang saat ini kita kenal lebih terkesan seperti penjara.

"Kamu tuh harus keluar dari zona nyaman kalau mau sukses,". "Zona nyaman membunuhmu,". "hati-hati sama zona nyaman." Dan sebenarnya masih banyak lagi kalimat-kalimat yang sering kita dengar tentang zona nyaman.

Coba deh sekarang kamu search di internet dengan kata kunci zona nyaman. Apa yang akan muncul? Yap, kebanyakan artikel atau video yang muncul berisikan tentang alasan mengapa kamu harus keluar dari zona nyaman dan bagaimana caranya keluar dari zona nyaman.

Lalu benarkah jika tidak keluar dari zona nyaman kita akan jadi manusia stagnan? Kalau lama-lama dalam zona nyaman kita tidak akan sukses?

Oke, sebelum kita memutuskan untuk keluar dari zona nyaman atau tidak, ada baiknya jika kita pahami dulu apa sebenarnya zona nyaman. 

Jangan nanti kita belum paham, asal memutuskan untuk keluar dari zona nyaman karena banyak anggapan yang menyarankan demikian. Sebenarnya, sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai apa itu zona nyaman atau comfort zone. 

Lalu Apa Yang Dimaksud Dengan Zona Nyaman?

Alasdair White seorang pencetus teori managemen bisnis melalui karyanya "From Comfort Zone to Performance Management", mendefinisikan Zona nyaman sebagai keadaan psikologis yang netral, dimana seseorang nyaman melakukan rutinitasnya dan mampu mengontrol lingkungannya. 

Pada kondisi ini orang tersebut akan jarang merasa cemas dan jarang merasa gelisah yang dapat memicu timbulnya stress.

Sedangkan mengutip dari Oxford Dictionary, zona nyaman memiliki dua definisi. 

(1) Zona nyaman adalah tempat atau kondisi dimana kamu merasa nyaman dan aman, apalagi Ketika untuk memutuskan tetap tinggal didalamnya daripada berusaha dan bekerja lebih keras untuk mendapat lebih. 

(2) Zona nyaman adalah keadaan dimana seseorang merasa percaya diri dan melakukan yang terbaik.

sumber: dok.pribadi
sumber: dok.pribadi
Masyarakat yang memaknai zona nyaman sebagai sesuatu yang negatif dan harus ditinggalkan, mereka mengibaratkan zona nyaman seperti penjara yang membatasi dari luasnya dunia luar. 

Seperti candu yang akan membuat ketagihan. Zona nyaman digambarkan sebagai keadaan stagnan yang mebosankan dan hanya itu-itu saja.

Dari tiga definisi tadi bisa dikatakan bahwa pemaknaan mengenai zona nyaman bersifat sangat subjektif dan tidak pasti. Hal ini tergantung pada situasi dan kondisi suatu individu. Ada yang memandang zona nyaman dalam artian positif dan ada juga negatif.

Sebagai contoh kesubjektifan pandangan mengenai definisi zona nyaman ini, saya mencoba berdiskusi dengan empat kawan saya. 

Kita bisa menyebut mereka A, B, C, dan D. Saya memberikan dua pertanyaan yang sama kepada mereka. (1) Menurutmu, apa itu zona nyaman? (2) Haruskah kita keluar dari zona nyaman? Kenapa?

Kita mulai dari A dulu ya. Menurut A, zona nyaman itu tidak pernah ada. Karena selama ini dia merasa pada zona belajar dimana dia terus belajar untuk lebih lagi dari dirinya di masa lalu. Tentu saja karena A tidak mempercayai zona nyaman, A tidak bisa berargumen apakah dia harus keluar atau tidak.

"Comfort zone is not even were. I'm in leraning zone and I like it." tuturnya.

B berpendapat bahwa zona nyaman adalah situasi yang sudah enak. Meski demikian, B mengatakan bahwa kita tetap perlu keluar dari zona nyaman. B mengibaratkan keluar dari zona nyaman seperti main game, keluar dari zona nyaman agar kita mendapatkan level kenyamanan yang lebih dari sebelumnya.

C berpendapat bahwa zona nyaman adalah posisi aman yang mebuat kita nyaman dan membuat kita stuck dan tidak ingin meninggalkannya. Menurut C, kondisi ini lebih dekat dengan rutinitas dan kebiasaan yang telah lama kita lakoni. Menurut C, kita harus tetap keluar dari zona nyaman.

"Apa kamu bakal selamanya berada di zona nyamanmu? Gak, kan? Kamu tetep butuh progress dalam hidupmu." ungkap C.

Pendapat D mengenai zona nyaman tidak jauh beda dengan B dan C. Bagi D, zona nyaman adalah menjalani hari-hari dengan nyaman tanpa kekhawatiran. D menuturkan bahwa, jika kita terlalu nyaman menjalani hidup dan tanpa banyak rintangan, kita akan mudah terjatuh.

Nah itu tadi beberapa pandangan yang sangat variatif mengenai zona nyaman. Sebenarnya saya kurang cocok dengan istilah keluar dari zona nyaman. Saya lebih senang menyebutnya naik level atau memperluas zona nyaman. 

Karena sejatinya tujuan akhir kita tetaplah zona nyaman. Tapi jika kita masih merasa gelisah mengenai posisi kita, bukankah itu berarti kita tidak benar-benar di zona nyaman?

Bagi saya sendiri zona nyaman bukan hanya sekedar rutinitas atau keadaan pasif yang membosankan. Zona nyaman adalah keadaan dimana kita merasa nyaman dan bahagia dapat bekerja dan berkarya bersama hati tanpa diliputi rasa gelisah ataupun cemas. 

Jika kita ikhlas mengerjakan suatu hal pasti kita tidak akan keberatan untuk terus berproses menjadi lebih baik lagi dari diri kita yang sebelumnya. Bagi saya, pencapaian sebuah kesuksesan adalah zona nyaman. Yang dimana kita perlu komitmen untuk mewujudkannya.

Haruskah Kita Keluar dari Zona Nyaman?

Jadi apakah kita harus keluar dari zona nyaman atau tinggal? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus memahami dulu darimana kita memandang zona nyaman. 

Perspektif mana yang kita gunakan untuk mendefinisikan zona nyaman. Apakah kita menganggap zona nyaman adalah kondisi pasif yang membosankan dan menghambat kita berkembang? Atau malah sebaliknya?

Kita memang perlu untuk melakukan hal baru. Kita memang perlu progres dalam hidup kita. Tapi dalam prakteknya kita tetap butuh rasa nyaman. Bukankah akan lebih baik jika kita melakoni suatu hal tanpa tekanan? Bukankah akan lebih baik kita mencintai apa yang kita lakukan dan melakukan apa yang kita cintai?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun