Anggaplah tulisan ini sebagai appetizer penggugah selera, sehingga anda dapat lebih menikmati upaya anda dalam berproses mewujudkan rumah impian sederhana anda.
Appetizers [ilustrasi] (Sumber: Dara Yakovleva – pixabay.com)
Meskipun menurut banyak ahli, arsitektur baik sebagai proses maupun sebagai produk merupakan bagian dari suatu proses budaya, sebagai sebuah panduan sederhana, pada bagian-bagian selanjutnya dalam tulisan ini saya sebisa mungkin akan menghindari penggunaan jargon maupun istilah yang seakan berada di awang-awang dan sulit untuk dicerna.
Apabila terpaksa harus menuliskan istilah dan jargon tertentu yang memang secara konteks diperlukan, saya akan coba melengkapi dengan penjelasan singkatnya atau minimal terjemahannya.
Atau bila anda memang berminat memahami istilah dan jargon-jargon dalam bidang arsitektur untuk memudahkan anda mengikuti tulisan ini, anda dapat membaca buku “Glosari Arsitektur” dari penerbit ANDI.
Sebelumnya, saya sarankan anda untuk rileks dan menyiapkan segala hal yang anda rasa perlu untuk menemani anda membaca tulisan ini.
Mengingat tulisan ini merupakan tulisan yang cukup panjang, barangkali anda akan membutuhkan kursi armchairatau sofa yang nyaman, kopi, susu, atau cokelat panas, maupun cemilan alakadarnya (apabila anda tidak sedang diet).
Anda sudah siap? Mari kita mulai..
Mencoba mewujudkan rumah idaman anda sendiri bukanlah hal yang mudah. Anda harus mencurahkan pikiran, tenaga, dan waktu secara konsisten agar dapat mencapainya.
Akan tetapi, jangan biarkan hal ini membuat anda mengurungkan niat anda. Berpikirlah secara modular.
Hal ini berguna khususnya saat anda menghadapi persoalan yang rumit, seperti misalnya saat anda ingin merencanakan, mulai membuat gambar rumah minimalis yang anda inginkan, atau mulai membangun rumah impian sederhana anda.