Mohon tunggu...
Febriesa Tri Nugroho
Febriesa Tri Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Book Enthusiast

Read novels, Korean literatures and mostly fictions

Selanjutnya

Tutup

Book

Guru Muda di Tanjung (Ulasan Dua Belas Pasang Mata)

5 Juli 2023   11:01 Diperbarui: 5 Juli 2023   11:11 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua Belas Pasang Mata oleh Sakae Tsuboi. Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama.


Miss Oishi, sang guru baru di Desa Tanjung adalah sosok guru muda, modern dan dianggap guru terbaik yang pernah mengajar di sekolah Desa Tanjung. Hanya ada 12 siswa di sekolah itu, 5 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Semuanya sangat tertarik dan mencintai Miss Oishi. Sampai saat kondisi sang guru dan Perang yang terjadi di Jepang, merubah segalanya....


Berlatar belakang pada masa Perang Dunia ke 2 di Jepang. Saat sepeda masih dianggap sebagai barang mewah di wilayah tersebut. Lokasi Desa Tanjung terletak di ujung sebuah tanjung yang cukup besar (sesuai Namanya "Desa Tanjung"). Sebagian besar warga Desa Tanjung berprofesi sebagai Nelayan. Namun ada pula Tukang Kayu, Pak Pos, pemilik Toko Kelontong dsb. Warga Desa Tanjung masih sangat sederhana dan saling membantu satu sama lain. Kedatangan Miss Oishi ke desa tersebut disambut antusias anak-anak maupun warga desa. Bagi mereka, sosok seorang guru adalah segalanya, warga desa pun ikut mencintai Miss Oishi. Kisah ini menggambarkan bagaimana sosok seorang 'guru muda' yang sangat berarti dan dihormati di tengah masyarakat pedesaan. Bagaimana cara anak-anak (siswa) sang guru menunjukaan rasa cinta dan hormat mereka ke gurunya. Serta bagaimana respon orang dewasa serta anak-anak saat mengetahui guru mereka tidak bisa lagi mengajar.


Di akhir kisah, semua siswa yang "masih tersisa", berkumpul bersama sang guru. Menceritakan kehidupan mereka masing-masing. Tentang pekerjaan, keluarga, masa lalu saat sekolah dasar, serta mengenang teman-teman mereka yang telah gugur dalam Perang. Mereka mencintai Miss Oishi dan menganggap Miss Oishi sebagai guru dan orang tua mereka selamanya.

Guru hanya manusia, suatu saat nanti semua yang hidup pasti mati. Namun, jasa dan ingatan tentang mereka tidak akan pernah lenyap maupun dilupakan.

Baca juga: Ulasan Novel "I

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun