Kabupaten Poso adalah salah satu dari delapan kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Kabuten Poso ini memiliki penduduk mayoritas Muslim di desa-desa, sedangkan mayoritas Protestan di dataran tinggi.  Selain penduduk asli Muslim, terdapat juga pendatang orang Bugis dari Sulawesi Selatan dan Gorontalo bagian utara.
Kerusuhan Poso atau konflik Poso, adalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Peristiwa ini awalnya bermula dari bentrokan kecil antarkelompok pemuda sebelum berkembang menjadi kerusuhan bernuansa agama. Beberapa faktor berkontribusi terhadap pecahnya kekerasan, termasuk persaingan ekonomi antara penduduk asli Poso yang mayoritas beragama Kristen dengan para pendatang seperti pedagang-pedagang Bugis dan transmigran dari Jawa yang memeluk Islam.Â
Situasi dan kondisi yang tidak stabil, dikombinasikan dengan penegakan hukum yang lemah, menciptakan lingkungan yang menjanjikan untuk terjadinya kekerasan. Kerusuhan ini umumnya terbagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama berlangsung pada bulan Desember 1998, kemudian berlanjut ke tahap kedua yang terjadi pada bulan April 2000, dan yang terbesar terjadi pada bulan Mei hingga Juni 2000. Tahap pertama dan kedua berawal dari serangkaian bentrokan antara kelompok pemuda Islam dan Kristen. Tahap ketiga yang terjadi pada bulan Mei 2000, secara luas dianggap sebagai periode kekerasan terburuk dalam hal kerusakan dan jumlah korban.Â
Tahap tersebut merupakan ajang balas dendam oleh pihak Kristen setelah dua tahap sebelumnya yang sebagian besar didominasi oleh serangan dari pihak Muslim, dan berlangsung sampai bulan Juli 2000. Tahap ketiga ini memuncak dalam sebuah peristiwa pembantaian di sebuah pesantren yang terjadi di Desa Sintuwulemba yang mayoritas penduduknya Islam. Dalam tahap ketiga ini, ratusan orang jatuh menjadi korban, umumnya dari pihak Muslim.
- Periode Desember 1998
Awal kerusuhan terjadi pada tanggal 24 Desember yang bertepatan dengan malam hari Natal dan Ramadan.Pada hari itu ada seorang pemuda yang berasal dari penduduk mayoritas protestan di Lombogia bernama Roy Runtu Bisalemba menikam seorang muslim yang bernama Ahmad Ridwan.Informasi yang disebarluaskan di pihak kristen adalah Ahmad Ridwan melarikan diri ke masjid setelah ditikam oleh Roy Runtu Bisalemba. Sedangkan dari pihak muslim mengabarkan bahwa kejadian ini adalah sebuah serangan terhadap pemuda muslim yang sedang tertidur di halaman masjid.Untuk menyelesaikan masalah tersebut para tokoh dari kedua belah pihak agama tersebut bertemu dan membahas masalah yang terjadi.Â
Kemudian keduanya sepakat bahwa sumber masalahnya berasal dari minuman keras.Akibatnya polres Poso menyita ribuan minuman keras dan menghancurkannya. Suatu ketika terdapat para pemuda kristen yang sedang menjaga toko, mereka bertemu dengan para pemuda muslim yang berniatan untuk menyegel toko tersebut. Pertemuan ini pun berakhir bentrok antara keduanya.
Selanjutnya, pada tanggal 27 Desember sekelompok orang kristen bersenjata yang dipimpin oleh Herman parimo yang diketahui merupakan anggota dari Gerakan Pemuda Sulawesi Tengah yang menaiki truk dari Tentara tiba.Disisi lain, hanya terdapat sembilan truk Muslim tiba dari Palu, Parigi, dan Ampana. Bentrokan pun terjadi, dimana polisi tidak mampu menangani mereka.
- Kronologi April 2000
 Konflik awal yang terjadi pada bulan April 2000 yaitu adanya persidangan mantan bupati Afgar Patanga. Hal ini terjadi karena Patanga di dakwah menyalahgunakan dana dari program kredit pedesaan. Rumor yang tersebar yaitu, sebagian dana tersebut digunakan menyewa massa untuk menyerang gedung peradilan.Pada tanggal 15 April, seorang anggota DPRD bernama Chaelani Umar dari provinsi Partai Persatuan Pembangunan, mengatakan jika Damsik Ladjalani calon bupati itu tidak terpilih maka akan ada lebih banyak kekerasan.Keesokan harinya, seorang pemuda muslim diserang oleh sekelompok pemuda kristen. Pemuda itu menunjukkan bekas luka di lengannya sebagai bukti, pihak muslim yang tidak terima pun membalasnya.
- Kronologi Mei 2000
 Kronologi konflik yang terjadi di bulan Mei 2000 ini merupakan pertempuran terbesar dan terparah, pasalnya kronologi ini dikuasai oleh serangan balasan kelompok kristen terhadap muslim. Selain itu juga terjadi berbagai kejadian seperti penculikan dan pembunuhan. Pada awal Mei juga muncul rumor bahwa kelompok kristen melarikan diri ke sebuah kamp pelatihan di kerei. Pasukan kelompok kristen menamai operasi ini dengan sebutan kelelawar merah dan kelelawar hitam. Pagi hari pada tanggal 23 Mei, sekelompok kelelawar hitam membunuh seorang polisi, dua warga sipil muslim, dan Sersan Mayor Kamaruddin Ali.Â
kemudian mereka bersembunyi di sebuah gereja katolik di kelurahan Moengko. Aksi mereka menyulut kemarahan warga muslim, kemudian para muslim membakar gereja pukul 10.00 WIB. Pada 28 Mei, serangan semakin meluas terhadap warga muslim. Para wanita dan anak-anak hingga beberapa diantaranya mengalami pelecehan seksual.Sekitar 70 orang melarikan diri ke pesantren terdekat. Orang-orang yang kabur pun berhasil ditangkap kemudian dieksekusi dan mayatnya dilempar ke sungai Poso.