Suasana bus pun tidak seperti saat kami berangkat menuju Tangerang yang begitu hangat, perjalanan ini sangat berbeda dengan ditemani keheningan, walaupun sama di iringi dengan sebuah lagu namun vibes yang aku rasakan berbeda, mungkin memang karena sudah lelah.
Ditemani dengan awan yang sudah menggelap, akhirnya kami pun tiba di Padalarang, semua orang pulang kerumahnya masing masing, akhirnya aku pun bisa melihat kembali wajah yang selama ini aku rindukan.
Sesampainya dirumah, aku mengobati kakiku, cukup menyakitkan. Setelah itu aku memutuskan untuk memberesi perlengkapan sekolah ku karena besok aku harus kembali sekolah, semua nya sudah selesai, sebelum beristirahat aku meminta maaf kepada mama karena tidak bisa memberikan hasil yang maksimal.
"Mah... maafin aku yaa, aku kalah" ujarku sembari mencium tangannya dan lagi-lagi air mata mengalir begitu deras
"Gapapa, bukannya juara 2 kan? Udah gapapa, kalah menang kan udah biasa, lagian juara 2 kan udah menang" ujarnya
Mama dan keluargaku tidak pernah kecewa setiap hasil yang aku dapatkan apa pun itu hasilnyanamun
Sepertinya aku yang kurang bersyukur dan merasa tidak puas sehingga aku terlalu larut dalam kesedihan dan kekecewaan.
"Kegagalan adalah ketika Anda berhenti berjuang untuk apa yang Anda inginkan." - Chairul Tanjung
Esokan harinya, ternyata semua di luar rencana, kaki kiri ku tidak bisa berjalan, dan akhirnya aku memutuskan untuk izin untuk tidak sekolah dan kembali sekolah di esok harinya.
Untuk Orang tua ku, terima kasih sudah memberangkati anak bungsunya ini dan memberi kepercayaan dan menyakini bahwa aku sanggup.
Untuk Sabeum-sabeum, terima kasih sudah melatih kami sebaik mungkin, meluangkan waktu dan memberi kesempatan kami untuk ikut bertanding di pertandingan yang besar ini.