Kenaikan tarif PPN juga membawa tantangan signifikan. Salah satu kekhawatiran terbesar adalah dampaknya terhadap daya beli masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah. Ketika harga barang dan jasa meningkat akibat kenaikan tarif, konsumsi rumah tangga cenderung melemah. Simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kenaikan tarif PPN hingga 12% dapat menurunkan PDB nominal hingga 0,8% dan menambah jumlah penduduk miskin sebanyak 267.279 orang (Tarmizi, 2023).
Selain itu, kebijakan ini juga berdampak pada sektor bisnis, terutama usaha kecil dan menengah (UKM). Biaya administrasi pajak yang lebih tinggi dan meningkatnya harga bahan baku dapat mengurangi margin keuntungan dan memperlambat pertumbuhan sektor ini. UKM, yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, dapat menghadapi kesulitan dalam mempertahankan daya saing mereka di pasar domestik dan internasional (Ricardo & Tambunan, 2024).
Dari perspektif makroekonomi, kenaikan tarif PPN juga dapat memicu inflasi. Sebagai contoh, pada tahun 2022, kenaikan tarif dari 10% menjadi 11% telah menyebabkan lonjakan inflasi, meskipun dampaknya masih terkendali. Namun, dengan tekanan global terhadap harga komoditas dan ketidakpastian ekonomi, kenaikan lebih lanjut menjadi 12% pada 2025 dapat memperburuk situasi ini (Putri, 2024).
Strategi Mitigasi
Mengurangi dampak negatif dari kenaikan tarif PPN, pemerintah perlu mengadopsi langkah-langkah mitigasi yang efektif. Salah satu strategi utama adalah memberikan pengecualian atau pengurangan tarif PPN untuk barang dan jasa yang esensial, seperti kebutuhan pokok, pendidikan, dan kesehatan (Ricardo & Tambunan, 2024). Langkah ini penting untuk melindungi kelompok masyarakat rentan dari dampak kenaikan harga. Selain itu, pemerintah dapat meningkatkan bantuan sosial melalui program subsidi atau transfer tunai langsung. Dana tambahan dari kenaikan penerimaan PPN dapat dialokasikan untuk memperkuat jaringan pengaman sosial, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah dapat menghadapi kenaikan harga barang dan jasa dengan lebih baik (Tarmizi, 2023). Sosialisasi dan edukasi publik juga memainkan peran penting dalam memastikan keberhasilan kebijakan ini. Pemerintah perlu menjelaskan tujuan kenaikan tarif PPN dan manfaat jangka panjangnya kepada masyarakat. Dengan meningkatkan pemahaman publik, resistensi terhadap kebijakan ini dapat diminimalkan (Putri, 2024).
Pembelajaran dari Pengalaman Negara Lain
Pengalaman negara lain dapat memberikan wawasan berharga bagi Indonesia dalam menerapkan kebijakan kenaikan tarif PPN. Di Jepang, kenaikan tarif PPN dari 8% menjadi 10% pada tahun 2019 dilakukan bersamaan dengan kebijakan mitigasi seperti pengurangan tarif untuk kebutuhan pokok dan pemberian subsidi langsung kepada masyarakat berpenghasilan rendah (Ricardo & Tambunan, 2024). Meski sempat memicu perlambatan ekonomi, kebijakan ini akhirnya berhasil meningkatkan penerimaan negara tanpa menimbulkan ketidakstabilan sosial yang signifikan.
Sebaliknya, di Lebanon, kenaikan PPN pada tahun 2017 tidak disertai langkah mitigasi yang memadai, sehingga menyebabkan inflasi tinggi dan penurunan daya beli masyarakat. Pengalaman ini menunjukkan pentingnya perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang hati-hati untuk memastikan bahwa kebijakan kenaikan tarif PPN tidak memperburuk kondisi sosial-ekonomi (Tarmizi, 2023).
Kesimpulan
Kenaikan tarif PPN menjadi 12% adalah langkah strategis yang diambil pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dan memperkuat struktur ekonomi. Meskipun memiliki potensi manfaat jangka panjang, kebijakan ini juga membawa risiko signifikan terhadap daya beli masyarakat, konsumsi domestik, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada langkah-langkah mitigasi yang diterapkan. Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga melindungi kelompok rentan dari dampak negatifnya. Dengan mengadopsi strategi seperti pengecualian untuk barang esensial, program bantuan sosial, dan edukasi publik, kenaikan tarif PPN dapat diimplementasikan dengan lebih efektif dan berkelanjutan.
Dalam menghadapi tantangan ini, Indonesia dapat belajar dari pengalaman negara lain untuk memastikan bahwa kebijakan ini benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan. Dengan demikian, kebijakan kenaikan tarif PPN dapat menjadi langkah maju yang positif dalam perjalanan menuju pembangunan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.