Mohon tunggu...
Febrianto Ramandes
Febrianto Ramandes Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Informatika Universitas Bengkulu

Mahasiswa S1 Informatika Universitas Bengkulu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekolah Duta Maritim Indonesia 2023: Maritim Terus Melaju untuk Indonesia Maju

9 Agustus 2023   22:45 Diperbarui: 9 Agustus 2023   23:07 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bengkulu, 8 Agustus 2023 -  Bangsa Indonesia disebut juga sebagai Bangsa Maritim. Hal ini dimaman Indonesia yang memiliki beribu-ribu pulau dengan area teritorial laut yang sangat luas. Daratan Indonesia seluas 1.904.569 km2 dan lautannya seluas 3.288.683 km2yang membentang sepanjang khatulistiwa dan terletak antara benua Asia dan Australia. Hal tersebut menunjukkan bahwa wilayah laut lebih luas dari wilayah daratan, terdapat 5 pulau besar dan ratusan pulau kecil lainnya, baik yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni. Sejatinya laut merupakan penghubung antara pulau yang satu dengan yang lain.

Secara geografis, Indonesia memiliki kawasan dominan perairan. Laut tidak hanya menjadi sumber makanan dan rekreasi dalam makna luas namun juga menjadi “jalan raya’ untuk perdagangan dan komunikasi antar bangsa. Indonesia adalah negara yang harus memanfaatkan potensi lautnya, rasanya penggunaan kata maritim akan lebih tepat. Indonesia harus menjadi negara maritim, bukan hanya negara kelautan. Argumentasinya adalah, negara maritim adalah negara yang mempunyai sifat memanfaatkan potensi laut untuk kemakmuran negaranya, sedangkan negara kelautan lebih menunjukkan kondisi fisiknya saja, yaitu negara yang berhubungan, dekat dengan atau terdiri dari laut.

Deklarasi Djuanda pada tahun 1957, menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, laut di antara dan laut di dalam Kepulauan Indonesia, menjadi satu kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Deklarasi tersebut menegaskan: (1) Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri; (2) Bahwa sejak dahulu kala, kepulauan Nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan. Deklarasi Djuanda (1957) akhirnya diterima dan ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS-United Nations Convention on the Law of the Sea) ke-3 tahun 1982. 

Melalui Konvensi Hukum Laut, Indonesia berhasil menambah luas yuriskdiksi wilayah laut menjadi sekitar 5,8 juta km2, termasuk Zona Ekonomi Ekslusif. Luas laut yang mencapai 70 % dari luas wilayah nasional ini meliputi panjang pantai sekitar 95.181 Km dan jumlah pulau 17.504. Luasnya dan begitu potensialnya kemaritiman Indonesia maka perlunya dukungan dan perhatian dari berb agai pihak baik pemerintah maupun masyarakata termasuk generasi muda harapan bangsa.

Generasi muda Indonesia harus mulai tampil untuk memberikan perhatian dan pengabdian dalam menjaga laut kita yang merupakan kekayaan terbesar yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia. Generais muda sangat berperan dalam menjaga kedaulatan maritim dan ikut mengembalikan kejayaan kemaritiman Indonesia menjadi penguasa dan disegani di dunia. Pada zaman perjuangan bangsa Indonesia, gerakan pemuda dan mahasiswa sering menjadi tombak perjuangan nasional. Namun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah banyak di kalangan pemuda yang melakukan hal-hal yang negatif. 

Padahal seharusnya melalui generasi muda terlahir inspirasi untuk mengatasi berbagai kondisi dan permasalahan yang ada, dan sudah saatnya pemuda menempatkan diri sebagai generasi muda yang aktif untuk memimpin proses perubahan bangsa ini dan mewujudkan cita-cita para pemuda dahulu. Jadi pada intinya peran pemuda sekarang ini sangat memprihatinkan seperti banyak pemuda yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar. Tetapi sebenarnya peran pemuda khususnya di sektor maritim dapat ditingkatkan melalui sosialisasi yang benar dari pemerintah.

Melalui pendekatan yang benar gerakan pemuda sebagai gerakan civil sociecy akan terus menempatkan pemuda di posisi pelatuk sekaligus pengawal perubahan. Semangat inilah yang semestinya terus terjaga di setiap gerakan kepemudaan. Independensi sebagai pilihan semangat gerakan pemuda dan kemandirian sebagai jiwanya, tidak boleh luntur dalam gerakan pemuda.

Pemuda yang kuat perlu menjaga maritimnya dan memanfaatkan dengan hal-hal positif untuk membangun peradaban bangsa dari sector kemaritiman. Dengan demikian maka perlunya dilakukan suatu program atau kegiatan yang mana akan menyatukan visi dan misi serta membulat tekad dalam satu kesepahaman untuk terus menjaga kemaritiman Indonesia. 

Berdasarkan hal di atas maka Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) melaksanakan kegiatan melalui program unggulannya yakni Sekolah Duta Maritim Indonesia dengan tema “Maritim Terus Melaju, Untuk Indonesia Maju”. Duta Maritim Indonesia yang diselenggarakan oleh ASPEKSINDO ini melahirkan kader-kader yang berkomitmen dan konsisten dalam menjaga dan membangun kemaritiman yang bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun