Mohon tunggu...
Febrianto Dias Chandra
Febrianto Dias Chandra Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Aparatur Sipil Negara di Kementerian Keuangan

Jangan pernah lelah mencintai negeri ini!

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memahami Pengaruh Perubahan Suku Bunga Bank Sentral terhadap Perekonomian

15 Juli 2024   13:03 Diperbarui: 15 Juli 2024   17:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bank Sentral secara regular menetapkan kebijakan tingkat suku bunga acuan apakah akan tetap, meningkat, atau menurun. Keputusan Bank Sentral ini cenderung tidak dapat mengakomodasi kepentingan seluruh pihak.

Misalnya, ketika Bank Sentral memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga, hal ini akan menjadi kabar baik bagi para pemilik pinjaman (borrowers) atau calon peminjam karena ada potensi penurunan biaya bunga. Tetapi hal ini tidak menjadi kabar baik bagi pemilik dana (savers atau lenders) karena pendapatan dari penempatan dana berpotensi menurun.

Pada sektor rill, perubahan suku bunga Bank Sentral akan berdampak pada perilaku konsumen dan investor. Apabila tingkat suku bunga Bank Sentral meningkat dan direspons oleh peningkatan suku bunga bank secara umum, akan menurunkan minat konsumen dan investor untuk menggunakan dana yang mereka simpan di Bank atau meminjam dana kepada Bank.

Misalnya, untuk pembelian barang secara kredit seperti rumah atau kendaraan bermotor atau untuk memenuhi modal kerja. Konsumen dan investor akan memilih tetap menyimpan dananya di bank atau menunda konsumsi/investasi. Sehingga, peningkatan suku bunga Bank Sentral cenderung akan menurunkan konsumsi dan investasi pada level tertentu.

Sebaliknya, ketika tingkat suku bunga Bank Sentral menurun dan kemudian direspon dengan penurunan tingkat suku bunga bank secara umum, biaya untuk meminjam uang kepada perbankan atau pendapatan bunga dari penempatan dana di perbankan (misalnya tabungan) menjadi lebih rendah.

Sehingga, kenaikan suku bunga dapat mendorong konsumen dan investor untuk menarik dana mereka yang disimpan di Bank untuk ditempatkan pada instrumen investasi lain atau digunakan untuk konsumsi.

Konsumen dan investor pun dapat memilih meminjam dana tambahan dari Bank karena tingkat suku bunga yang sedang turun.

Sehingga, penurunan suku bunga bank Sentral cenderung akan meningkatkan konsumsi dan investasi pada level tertentu. Dengan kata lain, Bank Sentral akan menurunkan tingkat suku bunga untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Namun, Bank Sentral tidak dapat serta merta menurunkan tingkat suku bunga ke level yang terendah karena hal ini dapat memicu inflasi. Peningkatan permintaan konsumen atas barang secara agregat dalam satu waktu yang tidak disertai dengan peningkatan produksi barang akan mendorong kenaikan harga barang yang berujung pada penurunan daya beli konsumen dan melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Apabila terjadi inflasi yang relatif tinggi, Bank Sentral dapat merespon dengan kembali menaikkan tingkat suku bunga acuan untuk memperlambat inflasi dan mengembalikan pertumbuhan ke tingkat yang lebih berkelanjutan.

Dengan kata lain, tingkat suku bunga acuan Bank Sentral merupakan salah satu alat kebijakan moneter yang digunakan Bank Sentral untuk mencapai stabilisasi harga (tingkat inflasi yang rendah) dan menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral akan melakukan kalkulasi tingkat suku bunga yang optimal (tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah) agar stabilisasi harga dapat tercapai.

Suku bunga acuan berarti suku bunga Bank Sentral menjadi acuan pemberian pinjaman. Suku bunga yang dibebankan bank kepada nasabah yang paling layak mendapatkan kredit (the most creditworthy corporate customers) dikenal dengan istilah suku bunga pinjaman utama (prime lending rate atau the prime).

Suku bunga ini terkait langsung dengan suku bunga Bank Sentral yang akan lebih tinggi beberapa basis poin dari suku bunga acuan Bank Sentral.

Bagi nasabah lainnya, tingkat suku bunga yang dibebankan akan lebih besar dari The Prime bergantung pada berbagai faktor risiko kredit yang dipertimbangkan.

***

Disusun oleh Febrianto Dias Chandra , ASN Kementerian Keuangan. Opini penulis tidak mewakili kebijakan institusi Kementerian Keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun