Mohon tunggu...
Dinar febrianti
Dinar febrianti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Seorang mahasiswi yang tiap malam overthinking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Hamnah binti Jahsy

28 September 2022   11:50 Diperbarui: 28 September 2022   12:05 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamnah merupakan salah satu perempuan yang masuk Islam pada masa awal dakwah di Mekkah. Ia adalah seorang perempuan dari suku Asad, isteri dari Mush'ab bin 'Umair radhiyallahu 'anhu, sahabat generasi awal yang masuk Islam bersama para pendahulu. 

Dari pernikahannya dengan Mush'ab, Hamnah dikaruniai seorang putri. Namun ketika Mush'ab gugur di Perang Uhud, Hamnah kemudian dinikahi oleh Tholhah bin 'Ubaidillah radhiyallahu 'anhu dan dikaruniai dua orang anak bernama Muhammad dan 'Imron.

Hamnah binti Jahsy, perempuan bernama lengkap Hamnah binti Jahsy bin Ri'ab bin Ya'mur bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad Al-Asadiyah. Ia adalah anak dari Jahs ibn Riyab dan Umaimah binti 'Abdil Muththalib. 

Perempuan yang lahir di Mekkah tersebut merupakan sepupu dari isteri Rasulullah saw, Zainah binti Jahsy. Selain sebagai sepupu dari isteri Rasulullah saw, Hamnah juga merupakan sepupu Nabi Muhammad saw. Ibunya, Umaimah binti 'Abdil Muththalib bin Hasyim bin 'Abdi Manaf bin Qushay adalah bibi dari Nabi Muhammad saw.

Selain dikenal karena kegigihannya dalam Perang Uhud, perempuan kelahiran Mekkah ini juga dikenal karena termasuk sahabat wanita yang menerima hadis langsung dari Rasulullah saw. Ia meriwayatkan hadis tentang aturan beribadah bagi perempuan yang mengalami darah istihadlah atau darah penyakit yang keluar setelah masa haid.

Keimanan yang sudah terpatri di dada Hamnah pun kian terasah saat ikut hijrah ke Madinah. Pun saat ada muncul panggilan perang untuk membela Islam, termasuk di Perang Uhud. Bersama sang suami, Hamnah terjun langsung ke medan pertempuran. Hamnah dan 13 sahabiyah lainnya bertugas untuk memberikan minum dan mengobati tentara-tentara kaum Muslim yang terluka.

Keterlibatan Hamnah di Perang Uhud pun diperkuat oleh kesaksian seorang sahabat bernama Mu'awiyah bin Ubaidullah bin Abi Ahmad bin Jahsy yang berkata, ''Saya melihat dengan kedua mata saya, Hamnah binti Jahsy memberikan air minum pada orang-orang yang kehausan dan mengobati orang-orang yang terluka.'' Namun, pasca-Perang Uhud, Hamnah didera kesedihan yang sangat mendalam.

Saat perang usai, banyak keluarga kaum Muslimin yang menanyakan soal nasib-nasib saudara-saudaranya yang ikut berperang, tidak terkecuali Hamnah. 

Pada saat Hamnah datang, Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai Hamnah, harapkanlah pahala bagi saudaramu, Abdullah bin Jahsy.'' Mendengar perkataan Rasulullah SAW ini, Hamnah berujar, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un dan semoga Allah merahmatinya dan mengampuni dosa nya.'' Pada saat itu, kondisi jenazah Abdullah ditemukan sudah tidak utuh lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun