Mohon tunggu...
Fajar Febrianti Pangestu
Fajar Febrianti Pangestu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya merupakan seorang mahasiswa di Universitas Airlangga di jurusan kedokteran hewan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tiktok Addiction, Menyadari Efek Buruk dari Scrolling Berlebihan

31 Desember 2024   11:26 Diperbarui: 31 Desember 2024   11:27 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di zaman revolusi digitalisasi ini, tentunya telah menghasilkan berbagai produk, salah satu produk yang dihasilkan yaitu short video atau video yang berdurasi pendek. Konten yang terdapat di short video biasanya hanya berdurasi sekitar lima belas detik sampai satu atau dua menit saja. Terdapat berbagai platform media sosial yang sudah menyediakan konten berdurasi pendek atau short video, seperti, TikTok, Facebook, Youtube, dan Instagram.

TikTok, Salah Satu Aplikasi Terpopuler

Pada tahun 2024, China Internet Network Information Center melaporkan bahwa TikTok menjadi salah satu platform media sosial yang populer untuk membuat, mengedit, serta membagikan video berdurasi pendek. Di Indonesia sendiri, TikTok menempati urutan keempat dengan persentase 73,5% sebagai platform media sosial yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia menurut laporan terbaru dari We Are Social.

Tingginya persentase pengguna TikTok di Indonesia menunjukan bahwa TikTok berhasil menarik perhatian masyarakat di Indonesia. Platform ini menawarkan berbagai konten yang menarik, dimana para pengguna dapat membuat berbagai video yang menarik seperti membuat dance challenge, atau membuat konten lainnya seperti review atau rekomendasi produk. Para pengguna juga dapat membuat konten yang bermanfaat seperti edukasi atau tips tentang suatu hal, dan tentunya konten semacam ini sangat digemari oleh masyarakat terutama di kalangan anak muda.

Algoritma TikTok

Selain karena berbagai konten yang ditawarkan, algoritma dari TikTok sendiri juga memiliki pengaruh besar mengapa masyarakat lebih menyukai untuk menghabiskan waktunya hingga beberapa menit bahkan beberapa jam untuk scrolling TikTok. Algoritma yang disajikan melalui laman “For You” menampilkan konten yang lebih baik dibandingkan dengan platform lainnya (Taylor & Brisini, 2024). Algoritma TikTok akan menampilkan konten video dengan menyesuaikan kebutuhan spesifikasi pengguna berdasarkan apa yang pengguna minati dan sukai tanpa harus mengikuti beberapa akun terlebih dahulu (Guinaudeau et al., 2022).

Selain itu, konten yang ditampilkan dalam laman “For You” akan menyesuaikan dengan konten yang sudah bermunculan sebelumnya. Algoritma TikTok mengetahuinya dengan cara merekam aktivitas pengguna saat menyukai, berkomentar, memutar ulang, menyimpan, dan membagikan video (Wicaksono et al., 2024). Saat pengguna melakukan dari beberapa hal tersebut, algoritma TikTok akan menganggap pengguna tertarik dengan topik konten tersebut sehingga dapat menampilkan kembali konten serupa kepada pengguna. Algoritma TikTok juga melibatkan beberapa tagar, hashtag, dan audio yang memiliki engagement tinggi dalam menampilkan video di laman “For You”.

Algoritma TikTok akan terus berupaya untuk menampilkan video yang pengguna inginkan dan minati sehingga pengguna akan terus menggunakan aplikasi dalam durasi yang lama. Doom scrolling merupakan suatu istilah kepada pengguna yang menghabiskan waktunya untuk Scrolling Tiktok dalam durasi yang sangat lama. Pengertian lebih rincinya, doom scrolling adalah suatu aktivitas yang dimana pengguna akan menggulir laman media sosial dalam waktu yang lama tanpa memiliki tujuan dan motivasi yang jelas (Rajeshwari & Meenakshi, 2023). Aktivitas doom scrolling ini tentunya dapat mengarah atau memberikan dampak yang merugikan kepada pengguna nantinya.

Dampak dari Scrolling TikTok Berlebihan

(Li et al., 2024) dalam penelitianya menyebutkan bahwa kecanduan scrolling short video dapat menyebabkan penggunanya mengalami insomnia. Pengguna seakan merasa tenggelam dalam dunia virtual saat scrolling short video yang mengakibatkan pengguna lupa waktu sehingga menyebabkan waktu tidur tertunda. Faktor cahaya dari layar ponsel saat scrolling short video juga dapat mengganggu sekresi melatonin sehingga menyebabkan pengguna sulit tidur.

Mengkonsumsi konten video pendek dari TikTok terus menerus dapat mengurangi rentan perhatian dan kemampuan untuk fokus yang memerlukan konsentrasi jangka Panjang (Bulut, 2023). Seseorang yang sudah terbiasa dengan konten yang ada di TikTok dengan durasi pendek dan pemutaran video yang cepat, cenderung tidak betah jika disuruh untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan fokus atau konsentrasi jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pengguna sudah terbiasa untuk mengkonsumsi konten berdurasi cepat dan berdurasi pendek.

Dalam penelitian lain juga menyebutkan dampak yang dapat dirasakan yaitu pengguna akan kecanduan atau kurangnya disiplin diri dalam menggunakan media sosial (Casale et al., 2018). Hal ini disebabkan karena Tiktok merupakan salah satu platform media sosial yang memiliki pertumbuhan sangat cepat dalam jumlah pengguna dan intensitas penggunaan. Selain itu, TikTok memiliki algoritma yang canggih sehingga membuat penggunanya untuk selalu memainkan platform ini dalam durasi yang lama, serta target audiens yang ditujukan adalah para remaja dan dewasa dengan rentang perhatian yang pendek.

Selain itu, terdapat juga perbedaan yang terjadi pada pengguna dengan yang tidak. Pengguna yang kecanduan scrolling short video cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merespons serta memiliki akurasi yang lebih rendah dibandingkan yang tidak kecanduan. Perbedaan lain juga ditunjukan saat pengguna yang kecanduan memiliki durasi fiksasi dengan rata-rata yang lebih lama dibandingkan dengan yang tidak (Chen et al., 2022).

Jadilah Pengguna yang Bijak

Tren short video ini tentunya akan terus menjadi tren yang terus digandrungi oleh masyarakat, khususnya anak muda. Jika pengguna tidak dapat membatasi dirinya saat scrolling short video, maka tren ini tentunya akan memberikan pengaruh buruk kepada para penggunanya. Oleh karena itu, penting bagi setiap untuk tetap sadar akan dampak yang dirasakan dan selalu bijak dalam menggunakan platform media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun