Mohon tunggu...
Febrian Suhud
Febrian Suhud Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Saya memiliki hobi membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Moderasi Beragama

18 Desember 2023   15:28 Diperbarui: 18 Desember 2023   16:21 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Islam adalah suatu bentuk pendidikan yang didasarkan pada ajaran agama Islam. Tujuan utama dari pendidikan Islam adalah membentuk individu yang memiliki pemahaman yang baik terhadap ajaran Islam, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan aspek spiritual, moral, intelektual, sosial, dan fisik siswa.

Kurikulum pendidikan Islam mencakup berbagai bidang, termasuk ajaran agama Islam, studi Al-Qur'an, hadis, sejarah Islam, akhlak, fiqih (hukum Islam), dan berbagai disiplin ilmu lainnya yang relevan dengan konteks agama Islam.

Urgensi pendidikan Islam dalam membangun moderasi beragama terletak pada peranannya dalam membentuk karakter individu yang toleran, menghargai perbedaan, dan mampu menjalin harmoni antarumat beragama. Pendidikan Islam dapat menjadi wahana untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi, mengajarkan toleransi, dan mendorong dialog antarumat beragama. Dengan demikian, pendidikan Islam berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang beragam secara religius namun tetap menjunjung tinggi kerukunan dan keberagaman.

Moderasi beragama adalah sikap tengah, seimbang, dan penuh toleransi dalam beragama. Ini mencakup penghargaan terhadap perbedaan keyakinan, sikap terbuka terhadap pluralitas, dan penolakan terhadap ekstremisme atau fanatisme dalam praktik keagamaan.

Dalam Al-Qur'an, konsep moderasi beragama tercermin dalam ajaran-ajaran yang menekankan tengah-tengah (ummatan wasaan) dan sikap adil. Al-Qur'an menyarankan umat Islam untuk mengikuti jalan tengah yang seimbang dan menghindari ekstremisme dalam pelaksanaan ajaran agama.

Di Indonesia, konsep moderasi beragama muncul sebagai respons terhadap keragaman agama dan keyakinan. Ide ini menekankan inklusivitas, dialog antaragama, dan harmoni antarumat beragama. Pemerintah Indonesia dan berbagai lembaga masyarakat telah berupaya mendorong moderasi beragama sebagai dasar bagi kehidupan beragama yang damai dan saling menghormati.

Larangan berlebihan dalam agama, atau ghuluw, dilarang dalam Islam karena dapat mengarah pada ekstremisme. Al-Qur'an menekankan pada umat Islam agar tidak berlebihan dalam menjalankan ajaran agama sehingga tidak mengarah pada ketidakseimbangan dan fanatisme yang merugikan. Larangan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan toleransi dalam kehidupan beragama.

Karakteristik moderasi beragama dapat dirumuskan menjadi 6 poin:

  • Al-Tawasuth (Mengambil Jalan Tengah)
  • Konsep ini mengajarkan umat Islam untuk mengambil jalan tengah dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam praktek agama. Hal ini mencerminkan sikap moderat dan menghindari ekstremisme.
  • Al-Tawazun (Berkeseimbangan)
  • Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, baik fisik maupun spiritual. Umat Islam diajak untuk menghindari sikap yang berlebihan atau ekstrem dalam segala hal.
  • Al-I'tidal (Lurus dan Tegas)
  • Mengacu pada sikap yang lurus, tegas, dan adil dalam perilaku serta pengambilan keputusan. Umat Islam diajak untuk menjalani kehidupan dengan sikap yang seimbang dan tegas sesuai dengan nilai-nilai Islam.
  • Al-Tasamuh (Toleransi)
  • Prinsip ini mendorong umat Islam untuk bersikap toleran terhadap perbedaan, baik perbedaan keyakinan maupun perbedaan sosial. Sikap ini menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis.
  • Al-Musawah (Egaliter)
  • Konsep kesetaraan atau egaliter dalam Islam, di mana semua individu dianggap setara di hadapan Allah tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau kelas sosial.
  • Al-Syurra (Musyawarah)
  • Mendorong prinsip musyawarah atau konsultasi dalam pengambilan keputusan. Prinsip ini mencerminkan nilai-nilai demokratis dalam Islam, di mana keputusan diambil melalui diskusi dan konsensus.

Moderasi beragama merujuk pada pendekatan tengah atau seimbang dalam pemahaman dan praktik keagamaan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang moderasi beragama dalam berbagai aspek:

  • Akidah
  • Moderasi dalam akidah mengajarkan toleransi terhadap perbedaan keyakinan dan mempromosikan pemahaman yang inklusif terhadap ajaran agama.
  • Ibadah
  • Moderasi dalam ibadah menekankan pentingnya keseimbangan antara ritual keagamaan dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
  • Akhlak
  • Moderasi dalam akhlak menekankan pada praktik nilai-nilai moral dan etika agama, seperti kejujuran, kesabaran, dan kasih sayang.
  • Hukum
  • Moderasi dalam hukum mencakup pengembangan sistem hukum yang adil dan inklusif, yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan agama.
  • Kehidupan Bermasyarakat
  • Moderasi dalam kehidupan bermasyarakat mendorong partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan menghormati keragaman masyarakat.
  • Politik
  • Moderasi dalam politik menekankan pentingnya berpartisipasi dalam sistem politik tanpa mengorbankan prinsip-prinsip moral dan agama.
  • Pengelolaan Negara
  • Moderasi dalam pengelolaan negara mengajarkan penerapan prinsip keadilan sosial dan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan bersama.
  • Ekonomi dan Hubungan Sosial
  • Moderasi dalam ekonomi menekankan keadilan distributif dan tanggung jawab sosial, serta mempromosikan hubungan sosial yang harmonis.
  • Kehidupan Rumah Tangga
  • Moderasi dalam kehidupan rumah tangga menekankan kesetaraan dan saling pengertian antara suami istri, serta prinsip-prinsip agama dalam membangun keluarga yang harmonis.
  • Pemikiran, Pemahaman, dan Penafsiran Teks Keagamaan
  • Moderasi dalam pemikiran mengedepankan keterbukaan terhadap pemahaman yang beragam dan menolak tafsir yang radikal atau eksklusif.
  • Tasawuf
  • Moderasi dalam tasawuf menekankan pada aspek-aspek mistisisme yang memperkuat koneksi spiritual dengan nilai-nilai agama.
  • Dakwah Islamiyah
  • Moderasi dalam dakwah mengajarkan pendekatan yang santun dan persuasif dalam menyampaikan ajaran agama, tanpa memaksakan keyakinan kepada orang lain.

Pendekatan moderat ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, harmonis, dan menghormati kebebasan individu dalam konteks kerangka nilai-nilai agama. Indikator moderasi beragama mencakup beberapa aspek yang mencerminkan pendekatan seimbang dan inklusif terhadap kehidupan beragama. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai empat indikator moderasi beragama:

  • Komitmen Kebangsaan
  • Indikator ini mencerminkan dukungan dan keterlibatan aktif dalam membangun dan memajukan nilai-nilai kebangsaan. Komitmen kebangsaan mencakup kesetiaan terhadap negara, partisipasi dalam kehidupan sosial, dan kontribusi positif untuk kemajuan bersama.
  • Toleransi Beragama
  • Toleransi beragama mencerminkan sikap terbuka dan penghargaan terhadap perbedaan keyakinan. Individu atau masyarakat yang memiliki toleransi beragama dapat menghormati dan menghargai keberagaman, serta mendorong dialog antaragama untuk memahami dan menghargai perspektif yang berbeda.
  • Anti Radikalisme dan Kekerasan
  • Indikator ini menunjukkan penolakan terhadap ideologi radikal dan kekerasan yang bertentangan dengan nilai-nilai moderat. Masyarakat yang anti radikalisme dan kekerasan akan berupaya mencegah penyebaran ideologi ekstrem, serta bekerja sama dalam memerangi tindakan kekerasan yang dilakukan atas dasar agama.
  • Akomodatif Terhadap Budaya Lokal
  • Individu atau masyarakat yang akomodatif terhadap budaya lokal mampu mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan budaya lokal tanpa menimbulkan konflik. Mereka menunjukkan kemampuan beradaptasi dan membangun harmoni antara praktik keagamaan dan tradisi lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun