Mohon tunggu...
Febrian ShafaHarahap
Febrian ShafaHarahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 6 Universitas Sumatera Utara dari Program Studi Sastra Indonesia dengan Konsentrasi Sastra. Saat ini saya sedang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 4 di Universitas Sebelas Maret.

Menulis dan membaca adalah hobi saya, saya juga suka dengan dunia permesinan. Saya berharap tulisan saya dapat bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Fashion Luar terhadap Budaya yang Ada di Indonesia

21 Oktober 2022   01:05 Diperbarui: 21 Oktober 2022   01:04 8489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Seperti yang kita ketahui, fashion barat di Indonesia sangat cepat perkembangannya. Masuknya fashion-fashion luar mengakibatkan pakaian-pakaian yang dulu sering dipakai oleh masyarakat Indoensia, kini sudah sedikit peminatnya (terutama remaja wanita). 

Masuknya fashion luar tersebut bisa melalui banyak cara, contohnya media massa dan Internet (media sosial). Banyaknya para remaja yang awalnya hanya mengikuti fashion budaya barat dan hanya ingin melihat-lihat saja, kini mereka ingin mencoba fashion budaya barat yang sedang tren tersebut.

Fashion dari barat tersebut memiliki dampak positif dan negatif.

Dampak positifnya adalah remaja yang memakai fashion barat tersebut pasti lebih pede atau lebih senang memakainya, karena terlihat lebih cantik jika menggunakan pakaian tersebut.

Dampai negatifnya adalah remaja tersebut cepat atau lambat pasti akan lupa dengan pakaian-pakaian ciri khas Indonesia yang tertutup dan sopan. Fashion atau pakaian budaya luar, banyak yang kurang sopan (tidak menutup aurat). Banyak para remaja tidak perduli akan kesopanan karena mengikuti tren dan fashion-fashion tersebut.

Dampak negatif lainnya adalah menurunnya penjualan pakaian-pakaian buatan lokal. Penurunan penjualan tersebut berasal dari masyarakat yang sekarang kurang minat terhadap pakaian yang sangat tertutup, contohnya seperti gamis. 

Remaja sekarang mengganggap gamis adalah pakaian yang ketinggalan zaman, mereka lebih senang mengikuti pakaian yang dipakai oleh actor luar (pemeran sinetron drama luar) yang karateristik bajunya ketat. Baju yang ketat-ketat sangat tidak sejalan dengan budaya yang ada di Indonesia, yang karateristik pakaiannya yang sopan.

Brand lokal baju di Indonesia juga tidak kalah dengan brand luar, contohnya jika baju gamis (Brand Elzatta, Carolla Dress, Rabbani dll).

Dalam menyikapi budaya yang masuk tersebut, generasi muda harus bisa merespon dengan baik dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Tidak semua fashion budaya luar itu buruk, ada juga yang pakaiannya sopan dan semua tergantung kita menyikapinya. Jangan sampai kita lupa dengan budaya kita sendiri karena terlalu sering mengikuti budaya luar tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun