Mohon tunggu...
Febrian Muhamad Satriya Wibowo
Febrian Muhamad Satriya Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dhindiet Menghidupkan Warisan Batik Klasik di Era Modern

9 Oktober 2024   19:14 Diperbarui: 9 Oktober 2024   20:22 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah kemajuan zaman dan perkembangan mode, Dhindiet, seorang wirausahawan berusia 48 tahun asal Solo, berhasil mempertahankan dan mengembangkan warisan keluarga berupa Batik tulis klasik melalui usahanya, Sidomukti Wahyu Kencana Batik (SWKB). 

Usaha batik ini sudah berjalan sejak generasi ketiga dalam keluarganya, dimulai pada awal tahun 2000-an, dan kini telah menjadi salah satu produsen batik premium yang dikenal dengan kualitas dan desainnya yang halus dan teliti.

SWKB memproduksi Batik Sido Derajat, yang memiliki makna filosofi penting bagi masyarakat Jawa. Batik ini sering dipakai dalam acara-acara hajatan seperti unduh mantu, dengan harapan agar pasangan pengantin dapat naik derajatnya. Produk batik tulis yang dihasilkan oleh SWKB tidak hanya indah, namun juga sarat makna, dan dikerjakan dengan sangat hati-hati.

Proses pembuatan batik di SWKB tidaklah singkat. Dhindiet menjelaskan bahwa pembuatan satu helai Batik tulis bisa memakan waktu antara 3 hingga 8 bulan. "Prosesnya dimulai dari menggambar motif, mewarnai dengan bahan alami seperti soga genes, membatik, hingga tahap finishing seperti menjahit. 

Setiap tahapnya membutuhkan ketelitian yang tinggi," ujar Dhindiet. 

Ketelitian inilah yang membuat produk SWKB diminati banyak kalangan, mulai dari masyarakat umum hingga pejabat penting. Batik produksi SWKB bahkan telah dipakai oleh presiden, menteri, para jenderal, hingga diperkenalkan ke kancah internasional melalui Kedutaan Besar Indonesia di Australia.

Dhindiet tak hanya berfokus pada aspek budaya, tetapi juga kualitas produknya. Batik tulis premium yang dihasilkan SWKB dibuat dari bahan terbaik, seperti kain mori yang halus, serta pewarna alami yang ramah lingkungan. 

Dengan target pasar yang luas, Dhindiet mampu menyediakan batik untuk berbagai kebutuhan, mulai dari seragam untuk partai besar hingga koleksi eksklusif untuk individu.

Melihat ke masa depan, Dhindiet berencana memperluas usahanya dengan mengikuti pameran-pameran nasional dan internasional. "Kami ingin menjangkau pasar yang lebih luas dan memperkenalkan batik sebagai warisan budaya Indonesia ke seluruh dunia," tuturnya. 

Dhindiet juga berinovasi dengan terus meningkatkan kualitas batik, baik dari segi motif, model, maupun bahan, agar tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun