Mohon tunggu...
Febriani Siregar
Febriani Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

mahasiswa pendidikan islam anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

dua keyakinan satu cinta

13 Juni 2024   17:40 Diperbarui: 13 Juni 2024   19:06 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua orang yang berbeda agama hidup di sebuah desa kecil yang indah dengan cinta satu sama lain. Arjuna anak yang berusia 23 tahun, seorang pria yang rajin pergi ke gereja setiap Minggu, dan Aisyah, seorang gadis yang  berusia 22 tahun, aisyah adalah gadis yang selalu taat dalam beribadah. Mereka tumbuh bersama sejak kecil dan tinggal bertetanggaan satu sama lain, dan mereka juga bersekolah di sekolah yang sama. Saat mereka dewasa, persahabatan mereka berubah menjadi cinta. Suatu sore, Aisyah bertanya kepada Arjuna, sambil menatap langit yang mulai berwarna jingga.

"Arjuna, kamu tahu kan bahwa kita tidak mungkin bersama."

"Aku tahu, Aisyah. Tapi cinta ini begitu kuat, aku tak bisa menolaknya," kata Arjuna sambil memegang tangan Aisyah. 

Di taman belakang rumah Aisyah, tempat yang mereka sukai sejak kecil, mereka duduk. Mereka berbagi banyak momen manis dan pahit bersama, dan tempat itu menjadi saksi bisu dari semua itu.

"Aku juga merasakan hal yang sama," kata Aisyah dengan mata berkaca-kaca, "namun keyakinan kita berbeda. Keluarga kita pasti tidak akan setuju."

"Aku tahu. Tapi aku percaya, selama kita mencintai satu sama lain, kita bisa mencari jalan keluar," kata Arjuna.

Hari berlalu, dalam cinta mereka yang semakin kuat. Namun, mereka sadar bahwa bertahan dalam harapan yang tidak pasti tidak mungkin. Pada suatu malam, Arjuna memberanikan diri untuk menceritakan kepada ayahnya tentang ringkasan yang dia lakukan dengan Aisyah.

 "Ayah, aku mencintai Aisyah," kata Arjuna dengan suara yang tegas namun penuh dengan kekhawatiran.

Ayah Arjuna, yang selama ini mendidik anak-anaknya dengan tegas dalam keyakinan mereka, terdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Arjuna, kamu tahu bahwa hubungan ini tidak mungkin diterima oleh keluarga kita maupun keluarga Aisyah. Kamu harus mengakhiri hubungan ini demi kebaikan kalian berdua."

Meskipun hati Arjuna hancur, dia tahu bahwa ayahnya benar. Dia berbicara dengan Aisyah dengan berat hati untuk memberi tahu dia tentang keputusan yang mereka berdua tidak ingin dengar.

"Aisyah, kita harus mengakhiri ini," kata Arjuna dengan suara bergetar dan air mata mulai mengalir di pipinya.

"Arjuna, aku mengerti. Ini adalah keputusan yang paling sulit, tapi kita harus melakukannya demi keluarga dan keyakinan kita," kata Aisyah dengan sedih .

Mereka berpelukan terakhir, merasakan cinta yang harus mereka tinggalkan untuk kebaikan bersama. Hujan deras turun, sepertinya alam ikut menangis melihat kisah cinta yang telah mereka lalui.

Selama bertahun-tahun, Arjuna dan Aisyah menjalani hidup masing-masing. Kenangan cinta mereka tetap hidup dalam hati mereka meskipun mereka berusaha untuk melupakannya. Mereka teringat pada saat terakhir mereka bersama, berpelukan di bawah hujan.

Suatu hari Arjuna mendengar bahwa Aisyah telah menikah dan pindah ke kota lain. Arjuna mengetahui bahwa Aisyah telah menemukan kebahagiaan meskipun tanpa dirinya membuatnya merasa lega dan sedih.

Setelah mengetahui bahwa aisyah telah menikah, Arjuna pun kemudian menikah dan membangun keluarganya sendiri. Namun, kenangan tentang Aisyah selalu mengganggu jantung setiap kali hujan. Luka lama yang tak pernah pulih sepenuhnya tersimpan di balik senyumannya yang tenang. Cinta mereka diam-diam, tersembunyi di balik keyakinan yang berbeda, karena hidup terus berlanjut. Cinta mereka tetap menjadi bagian dari diri mereka, meski mereka tidak bisa bersama. Ini adalah kisah cinta yang tulus tetapi terhalang oleh takdir.

Cerpen ini mengisahkan tentang cinta yang terhalang oleh perbedaan keyakinan, di mana dua hati harus berpisah demi keluarga dan kepercayaan mereka. Meski penuh dengan kesedihan, kisah ini mengajarkan tentang pengorbanan dan cinta yang tetap hidup meski dalam diam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun